CHICAGO - Harga emas melemah lagi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk dua hari beruntun. Harga emas turun karena imbal hasil obligasi pemerintah AS yang tetap tinggi mengurangi daya pikat emas sebagai lindung nilai dari inflasi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange turun USD8,0 atau 0,44% menjadi USD1.797,90 per ounce. Sehari sebelumnya, emas berjangka tergerus USD2,5 atau 0,14% menjadi USD1.805,90 per ounce.
Baca Juga: Satgnan, Harga Emas Antam Dibanderol Rp938.000
Emas berjangka melonjak USD31 atau 1,74% menjadi USD1.808,40 per ounce pada Senin (22/2/2021), setelah menguat USD2,4 atau 0,14% menjadi USD1.777,40 pada Jumat (19/2/2021), dan naik USD2,2 atau 0,12% menjadi USD1.775,00 pada Kamis (18/2/2021).
Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan bahwa kenaikan imbal hasil obligasi baru-baru ini adalah pertanda sehat bagi ekonomi, mengecilkan ketakutan inflasi dari kebijakan fiskal AS yang longgar.
Baca Juga: Harga Emas Turun karena Pernyataan The Fed
"Meningkatnya imbal hasil obligasi terus membebani pasar emas. Emas belum menemukan jalan untuk pemulihan yang berkelanjutan bahkan dengan pembicaraan tentang langkah-langkah stimulus tambahan," kata Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures Phillip Streible, dikutip dari Antara, Kamis (25/2/2021).
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun menyentuh 1,4 persen untuk pertama kalinya sejak Februari 2020. Kenaikan imbal hasil cenderung merugikan daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi karena meningkatkan peluang kerugian memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.