JAKARTA - Kenaikan saham Gamestop, perusahan video game, secara signifikan menjadi perbincangan hangat dan menjadi sorotan khusus secara global beberapa waktu lalu. Meroketnya harga saham Gamestop bermula dari pembicaraan para investor retail melalui forum Reddit, āWallStreetBetsā. Para investor kecil ini bergabung dan saling mengajak satu sama lain untuk melakukan pembeli saham Gamestop secara massal.
Mengutip keterangan pers Grant Thornton, Jakarta, Jumat (26/2/2021), meskipun aksi masif pembelian saham itu membuat harga saham Gamestop melesat, namun kenaikan tersebut memaksa para hedge fundbesar yang memakai saham Gamestop untuk transaksi short selling(jual kosong) merugi.Dalam short selling, investor meminjam saham yang belum dimilikinya dari broker saham, kemudian menjualnya dengan harga tinggi, dan kemudian membelinya kembali dengan harga lebih rendah, dengan tetap mempertahankan selisihnya.
Ā Baca juga: Jumlah Investor Pasar Modal Naik, Generasi Milenial dan Z Mendominasi
Akan tetapi jika suatu saham tiba-tiba melonjak, maka investor tersebut terpaksa harus membelinya kembali dalam keadaan rugi.Kenaikan harga saham Gamestop disinyalir sebagai fenomena pom-pom saham yang memang sedang ramai terjadi, termasuk di Indonesia baru ābaru ini. Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi, menilai, bukan tidak mungkin hal itu juga akan terjadi di juga di BEI. Namun, dia menegaskan, jika hal tersebut terjadi seharusnyadilandasi dengan pemahaman yang benar terhadap prospek saham tersebut.
Maraknya Investor Saham Pemula di Indonesia
Pasar modal Indonesiamenunjukkan geliat positif dengan terus bertambahnya investor ditengah pandemi Covid-19.Bursa Efek Indonesia (BEI)mencatat jumlah investor sebanyak 3,9 juta Single Investor Identification (SID) atau melonjak 56% jika dibandingkan dengan posisi di akhir tahun 2019.
Ā Baca juga: Pahami Risiko Investasi, Sebelum Membeli Saham
Investasi di pasar modal banyak digemari publik saat ini khususnya kaum milenial. Data PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)juga menunjukkan bahwa demografi investor untuk usia di bawah 30 tahun berjumlah 54,8% dan usia 31-40 tahun berjumlah 22,6%dari total investor pasar modal di Indonesia, dapat dikatakan lebih dari 75% investor pasar modal Indonesia berada pada usia mudaatau produktif.
Grant Thornton Indonesia melihat banyaknya investor baru ini patut menjadi perhatian, terlebih lagi dengan munculnya fenomena pom-pom dimana saham dipompa (pump) agar harganya melejit oleh individu atau kelompoksehingga tampak menggiurkan.Fenomena ini juga bersamaan dengan maraknya influencer yang ikut membicarakan soal investasi saham dengan merekomendasikan saham tertentusehingga semakin meningkatkan antusiasme publikuntuk berinvestasi saham.
Follow Berita Okezone di Google News