NEW YORK - Harga minyak menetap lebih rendah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), berbalik mundur dari tertinggi sesi di atas USD70 per barel setelah serangan terhadap fasilitas minyak di Arab Saudi mengangkat harga setinggi itu untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19 dimulai.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei jatuh USD1,12 atau 1,6%, menjadi ditutup pada USD68,24 per barel. Brent sempat naik setinggi USD71,38 per barel di awal perdagangan Asia, tertinggi sejak 8 Januari 2020.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Melonjak Usai OPEC Tahan Produksi
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April kehilangan USD1,04 atau 1,6%, menjadi menetap pada USD65,05 per barel. WTI mencapai puncak sesi USD67,98 dolar AS per barel, tertinggi sejak Oktober 2018.
Harga Brent dan WTI telah naik selama empat sesi berturut-turut.
Pasukan Houthi Yaman menembakkan drone dan rudal di jantung industri minyak Saudi pada Minggu (7/3/2021), termasuk fasilitas Saudi Aramco di Ras Tanura yang penting untuk ekspor minyak bumi. Riyadh mengatakan tidak ada korban jiwa atau kerugian harta benda.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Indonesia Naik Jadi USD60,3 per Barel
"Situasi menguap ketika menjadi jelas bahwa tidak ada kerusakan pada fasilitas minyak terbesar di dunia itu," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.