Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harga Emas Tergelincir Imbas Imbal Hasil Obligasi dan Dolar Naik

Antara , Jurnalis-Sabtu, 10 April 2021 |07:54 WIB
Harga Emas Tergelincir Imbas Imbal Hasil Obligasi dan Dolar Naik
Emas (Shutterstock)
A
A
A

CHICAGO - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) tertekan oleh lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dan rebound dalam greenback, kembali berada di bawah level psikologis 1.750 dolar AS tetapi masih berhasil membukukan kenaikan mingguan satu persen.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, anjlok USD13,4 atau 0,76 persen menjadi ditutup pada USD1.744,80 per ounce. Sehari sebelumnya, Kamis (8/4/2021) harga emas berjangka melonjak USD16,6 atau 0,95 persen menjadi ditutup pada USD1.758,20.

 Baca juga: Pengumuman! Harga Emas Terus Naik, Dekati Level Tertinggi

Harga emas berjangka turun USD1,40 atau 0,08 persen menjadi USD1.741,60 pada Rabu (7/4/2021), setelah terangkat USD14,2 atau 0,82 persen menjadi USD1.743,00 pada Selasa (6/4/2021), dan naik tipis USD0,4 atau 0,02 persen menjadi USD1.728,80 pada Senin (5/4/2021).

"Sementara secara keseluruhan, pasar emas bullish dalam jangka pendek, dengan ekspektasi naik menembus melewati USD1.760-65, kehati-hatian tentang lelang baru (obligasi pemerintah) 10 dan 30 tahun dan laporan CPI (indeks harga konsumen) minggu depan mempertahankan dukungan imbal hasil, menjaga kenaikan emas terkendali, " kata Kepala Perdagangan Derivatif Logam Dasar dan Logam Mulia BMO, Tai Wong.

Baca juga: Harga Emas Turun Usai Naik 4 Hari Berturut-turut

"Imbal hasil mendorong sebagian besar pasar saat ini, secara langsung berdampak pada dolar AS dan saham dan ketiganya berpengaruh pada emas dengan dampak yang berbeda-beda."

Dolar dan imbal hasil obligasi acuan AS rebound dari posisi terendah dua minggu, sehingga mengurangi daya tarik emas.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement