Lebih lanjut Slamet juga menambahkan bahwa produk perikanan budidaya yang memenuhi standar keamanan pangan yang dibutuhkan pasar ekspor membutuhkan ketelatenan pelaku usaha budidaya dalam menerapkan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) serta dukungan pengembangan inovasi dan teknologi akuakultur di masa mendatang.
"Dengan dukungan kegigihan dan penguasaan teknologi yang baik oleh pembudidaya, tentunya peluang keberhasilan dalam menjalankan usaha dapat lebih mudah dicapai oleh para pelaku usaha budidaya,” tutur Slamet.
Sementara itu Kepala BPBAP Situbondo Nono Hartanto mengungkapkan bahwa penentuan lokasi penerima bantuan telah melalui tahap seleksi, identifikasi teknis dan verifikasi yang ketat agar bantuan yang disalurkan tepat sasaran serta dapat meningkatkan produktivitas maupun pendapatan dari pembudidaya.
"Keberhasilan pembudidaya juga didukung dengan benur berkualitas yang memiliki keseragaman yang baik, kuat dan dihasilkan dari induk unggul dari unit pembenihan bersertifikat seperti di balai kami," kata dia
Dia menambahkan pemilihan lokasi di Tuban juga karena lokasi pantai utara Pulau Jawa merupakan lokasi yang masuk dalam rencana kerja pemerintah sebagai salah satu lokasi prioritas sentra produksi udang nasional yang ditetapkan oleh Bappenas.
“Kami juga terus menjaga keberlanjutan usaha dari penerima bantuan dengan rutin melakukan monitoring dan evaluasi kepada mereka, baik melalui tenaga teknis kami maupun berkoordinasi dengan penyuluh perikanan setempat. Harapan kami agar perkembangan usaha dari penerima bantuan dapat dilaporkan secara berkala agar tingkat keberhasilan penyaluran bantuan dapat lebih terukur dengan baik," tandas dia.
Sebagai informasi, hingga pertengahan bulan April 2021, BPBAP Situbondo telah menyebar bantuan benih ikan sebanyak 19,4 juta ekor kepada pembudidaya di wilayah kerjanya.
(Fakhri Rezy)