JAKARTA – Banyak hal yang bisa menjadi tantangan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kemerosotan pertumbuhan ekonomi disebabkan saat pandemi Covid-19 akhir-akhir ini merupakan salah satu hambatan besar bagi bisnis UMKM.
Terutama UMKM yang baru saja dirintis akan lebih rentan terhadap guncangan ekonomi, karena belum memiliki landasan bisnis yang kuat dan masih harus terus berkembang dan belajar dari kesalahan. Bertahan ketika masa-masa sulit membutuhkan tekad yang kuat dan prinsip pantang menyerah.
Berikut adalah enam strategi bagi bisnis kecil ketika menghadapi masa-masa sulit agar bisa tetap bertahan, dilansir dari The Balance, Rabu (21/4/2021).
Baca Juga: BLT UMKM Rp1,2 Juta Cair, Pelaku Usaha Bisa Bertahan Lebih dari 1 Tahun
Gunakan strategi pemotongan biaya yang tepat
Pendekatan pemotongan biaya oleh perusahaan di masa-masa sulit adalah dengan menerapkan kebijakan pengurangan biaya yang besar. Untuk bisnis kecil, pemotongan biaya perlu diterapkan dengan lebih tepat. Pemotongan biaya terlalu besar membuat bisnis tidak akan pernah pulih. Jika memotong terlalu kecil, masalah arus kas bisa membuat pengusaha jatuh ke jurang permasalahan. Berhati-hatilah dalam menentukan apa saja dan seberapa banyak pemotongan biaya yang dilakukan.
Perluas Area Pemasaran
Biasanya sebagian besar bisnis kecil disebut lokal tidak hanya karena lokasi tetapi juga dalam fokus pemasaran. Di masa-masa sulit, pengusaha bisa melihat potensi pasar lebih luas dan melampaui batas target bisnis saat ini. Salah satu peluang tersebut adalah perdagangan internasional. Penjual bisa memanfaatkan marketplace atau e-commerce yang sangat memudahkan pembelian barang ke luar negeri.
Baca Juga: Demi BLT UMKM, Pedagang Harus Lakukan Ini
Buat Rencana marketing dengan Budget Rendah
Ketika resesi dan masa-masa sulit lainnya melanda, fungsi pemasaran adalah yang pertama terpotong. Dengan lebih sedikit iklan dan marketing, prospek yang masuk berkurang sehingga berefek kepada penurunan pendapatan
Kunci untuk menyelamatkan bisnis apa pun di masa-masa sulit bukanlah dengan mengurangi aktivitas marketing, tetapi menggantinya dengan strategi dengan budget rendah. Pemasaran beranggaran rendah mencakup taktik seperti mengandalkan koneksi, pemasaran dari mulut ke mulut, pemasaran online, dan masih banyak lagi.