JAKARTA - Kementerian BUMN berencana membeli sapi asal peternakan Belgia. Hal itu demi memenuhi kebutuhan daging di Indonesia agar mengurangi volume impor per tahunnya.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi VI DPR RI Abdul Hakim Bafagih menyambut baik gagasan tersebut. Karena selama ini selalu terjadi gap yang cukup tinggi antara kebutuhan konsumsi daging dan ketersediannya secara nasional.
Baca Juga: Erick Thohir Akan Beli Peternakan Sapi di Belgia, Begini Respons DPR
"Pada tahun ini kebutuhan daging nasional kita diprediksi meningkat menjadi 696.956 ton. Sementara produksi dalam negeri tahun 2021 diperkirakan sebesar 425.978 ton. Sehingga masih ada gap sebesar 223.142 ton. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kekurangan tersebut harus dipenuhi lewat impor," kata Abdul dalam keterangan tertulis, Kamis (22/4/2021).
Dia menyebut, dampaknya dari adanya volume impor yang cukup tinggi ialah harga daging mahal dan tidak stabil terlebih dalam momentum tertentu seperti menghadapi hari raya seperti sekarang ini.
Baca Juga: Daging Sapi Impor Asal Brasil Masuk RI, Ada 19 Kontainer
“Problem harga daging yang tidak stabil ini harus segera terpecahkan. Karena setiap menjelang hari raya Iedul Fitri pasti harga daging selalu menggila. Dan itu terjadi setiap tahun,” ujarnya.
Menurut dia, gagasan Erick Thohir tersebut justru harus cepat direalisasikan mengingat tren pertumbuhan ekonomi nasional yang mulai membaik, sehingga potensi kebutuhan daging juga diprediksi akan ikut naik.
"Stok sapi hidup kita banyak, tetapi yang siap potong masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan daging nasional. Hal ini karena peternak domestik kita masih menggunakan sistem yang tradisional, yaitu hanya akan menjual sapi ketika butuh uang dan dalam momen tertentu saja. Sehingga ketersediaan daging pun tidak bisa dikontrol oleh pemerintah," kata dia.