Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wall Street Tumbang Imbas Rencana Pajak Biden, Indeks Dow Anjlok 321,4 poin

Antara , Jurnalis-Jum'at, 23 April 2021 |07:52 WIB
Wall Street Tumbang Imbas Rencana Pajak Biden, Indeks Dow Anjlok 321,4 poin
Wall Street (Foto: Reuters)
A
A
A

Biden akan mengusulkan untuk menaikkan tarif pajak pendapatan marjinal menjadi 39,6 persen dari 37 persen dan hampir menggandakan pajak capital gain menjadi 39,6 persen untuk orang-orang yang berpenghasilan lebih dari satu juta dolar, sumber mengatakan kepada Reuters.

Proposal tersebut menargetkan sekitar satu triliun dolar untuk penitipan anak, pendidikan pra-taman kanak-kanak universal dan cuti berbayar untuk pekerja, kata sumber tersebut.

Pasar lesu setelah Indeks Dow Jones dan S&P 500 baru-baru ini mencapai tertinggi sepanjang masa karena investor menunggu panduan dari Microsoft Corp, induk Google Alphabet Inc dan Facebook Inc, ketika mereka menyampaikan laporan keuangannya minggu depan.

"Sampai kita keluar dari kekosongan informasi ini, pasar pada umumnya akan menjadi tanpa arah," katanya. "Yang terpenting untuk bergerak maju adalah berapa penghasilan teknologi besar itu minggu depan?"

American Airlines Group Inc dan Southwest Airlines Co melaporkan kerugian kuartalan yang lebih kecil dari perkiraan, menandakan kebangkitan dalam permintaan perjalanan. Kedua saham itu jatuh, dengan American anjlok 4,5 persen dan Southwest turun 1,6 persen.

Investor menyambut baik data yang menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran minggu lalu turun ke level terendah baru satu tahun. Laporan Departemen Tenaga Kerja menyatakan PHK mereda dan ekspektasi meningkat untuk pertumbuhan pekerjaan kuat pada April.

Peluncuran vaksinasi AS yang cepat telah meningkatkan prospek ekonomi ketika orang-orang merencanakan liburan musim panas dan belanja rekreasi, tetapi lonjakan kasus COVID-19 di India dan tempat lain di Asia telah membuat investor cemas, kata Hayes.

Ekuitas kemungkinan telah mencapai puncak jangka pendek karena ekspektasi terlalu tinggi, kata Randy Frederick, wakil presiden perdagangan dan derivatif di Charles Schwab.

“Akan ada pergerakan positif yang berkelanjutan sepanjang sisa tahun ini, tetapi kami akan mengalami semacam kemunduran dalam waktu yang sangat singkat,” katanya. "Kemudian pembeli (saham) murah akan masuk kembali."

Laba kuartal pertama emiten diperkirakan meningkat 31,9 persen dari setahun lalu, tingkat tertinggi sejak kuartal keempat, menurut data IBES Refinitiv.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement