Ā JAKARTA ā Pekerja biasanya mendapatkan THR menjelang Hari Raya Keagamaan seperti Lebaran. Hal ini tentu menjadi sesuatu yang sangat ditungu-tunggu setiap tahunnya.
Masyarakat biasanya merencanakan THR untuk berbagai macam kebutuhan, seperti membeli pakaian baru, kebutuhan pangan khas lebaran seperti kue kering, atau bahkan untuk diberikan lagi sebagai THR kepada beberapa pihak termasuk sanak saudara.
Memang tidak ada yang salah dengan semua itu. Namun apakah penggunaan THR bisa sesederhana itu?
Menurut Elvyn G Masassya dalam buku 50 Rahasia Mengelola Uang, jawabannya adalah tidak. Dikutip dari buku tersebut, Rabu (28/4/2021), THR sejatinya merupakan komponen pendapatan tetap. Hanya saja, penerimaannya hanya satu kali dalam setahun. THR memang diperuntukkan bagi pengeluaran khas lebaran, namun bukan berarti semuanya harus habis untuk kebutuhan konsumtif belanja lebaran dalam satu waktu.
Baca Juga:Ā Jokowi Cairkan Gaji ke-13 PNS, Silakan Cek Rekening
Untuk menyiasatinya, dana belanja lebaran bisa dipisah menjadi paling tidak tiga hal, yaitu belanja yang bersifat āmust haveā, ānice to haveā, dan ada yang āfleksibelā.
Kategori āmust haveā berkaitan dengan lebaran sesungguhnya, yaitu hal yang bersifat wajib seperti membayar zakat. Di luar itu, termasuk sandang, pangan, dan lain sebagainya bisa dikategorikan sebagai belanja yang ānice to haveā.
Baca Juga:Ā Jokowi: THR PNS hingga Pensiunan Cair H-10 Lebaran
Contohnya mengenai baju lebaran, apakah memang sangat diperlukan baju baru untuk lebaran walaupun sebenarnya belum lama ini sudah pernah membeli baju atau di tahun lalu sudah pernah membeli baju lebaran dan masih sangat layak untuk dipakai kembali.
Lalu untuk kebutuhan mudik, orang bisa memilih transportasi apa yang akan dipakai, seperti pesawat terbang, mobil pribadi, dan lain sebagainya. Terlebih tahun ini sudah ada kebijakan pelarangan mudik lebaran oleh pemerintah, maka kebutuhan mudik ini bisa dialokasikan kepada pengeluaran lain.