JAKARTA - Martabak merupakan salah satu cemilan favorit masyarakat Indonesia yang terkenal akan kelezatannya. Jenis martabak yang biasanya diketahui di pasaran ada dua macam, yaitu martabak manis dan martabak telur.
Martabak manis atau telur cocok dihidangkan sebagai teman minum teh atau oleh-oleh bagi keluarga. Saat ini pedagang martabak banyak yang menggunakan gerobak, bahkan sudah banyak toko kue atau restoran yang menjual martabak sebagai menu utamanya.
Martabak kebanyakan dijual dalam porsi besar. Pedagang martabak biasanya memasak langsung di tempat sehingga penyajian dalam kondisi hangat.
Baca Juga: Contoh Usaha Kuliner Pinggir Jalan, dari Martabak hingga Kue Cubit
Karena persaingan yang semakin ketat, pengusaha harus memiliki keunikan dan ciri tersendiri agar martabak yang dijualnya cepat laku dan mudah diingat orang.
Salah satu caranya yaitu dengan menjual martabak mini. Selain itu pedagang harus memilih tempat penjualan yang cocok dan distribusi yang tepat sasaran.
Berikut investasi alat yang dibutuhkan untuk memulai bisnis martabak manis dan telur skala home industry, dikutip dari buku 19 Inspirasi Bisnis Jajanan Populer dan Lauk Favorit karya Yuyun Anwar, Minggu (11/6/2021).
Peralatan:
Cetakan martabak manis = Rp400.000
Wajan martabak telur = Rp400.000
Kompor panggang = Rp800.000
Kompor gas = Rp350.000
Tabung gas elpiji = Rp350.000
Peralatan lain = Rp600.000
Gerobak = Rp1.750.000
Total peralatan = Rp4.650.000
Berikut gambar analisis usaha (perhitungan harga jual dan keuntungan) martabak telur mini. Estimasi penjualan per hari 90 buah.
Biaya Produksi Selama Satu Bulan
Kulit lumpia (90 buah x Rp100/buah x 26 hari) = Rp234.000
Bawang putih (0,02 kg x Rp14.000/kg x 26 hari) = Rp7.280
Bawang bombai (0,2 kg x Rp 12.000/kg x 26 hari) = Rp62.400
Daging cincang (1 kg x Rp50.000/kg x 26 hari)= Rp1.300.000
Kari bubuk (0,03 kg x Rp35.000/kg x 26 hari) = Rp27.300
Telur ayam (0,4 kg x Rp18.000/kg x 26 hari) = Rp187.200
Bawang daun (0,2 kg x Rp5.000/kg x 26 hari) = Rp26.000
Garam halus (0,025 kg x Rp1.500/kg x 26 hari) = Rp975
Penyedap rasa (0,004 kg x Rp15.000/kg x 26 hari) = Rp1.560
Minyak goreng (2 liter x Rp12.000/iter x 26 hari) = Rp624.000
Cabai rawit (0,1 kg x Rp19.000/kg x 26 hari) = Rp49.400
Wadah plastik atau daun pisang (90 buah x Rp50/buah x 26 hari) = Rp 234.000
Total biaya produksi per bulan = Rp2.752.555
Harga pokok (per buah) = Total biaya produksi sebulan : Jumlah produksi sebulan
=Rp2.752.555:(90x26)
Rp2.752.555 :2.340
= Rp1.176
Harga jual = Harga pokok + (%keuntungan x harga pokok)
= Rp1.176 + (70%xRp1.176)
= Rp1.176 + Rp824
=Rp2.000
Pendapatan kotor per bulan = Jumlah produksi per bulan x Harga jual
= 2.340 buah x Rp2.000/buah
=Rp4,680.000
Keuntungan kotor per bulan = Total pendapatan kotor-Total biaya produksi
=Rp4.680.000-Rp2.752.555
=Rp1.927.445
Catatan: keuntungan kotor belum termasuk biaya penyusutan investasi peralatan, biaya promosi, biaya tenaga kerja, pemasaran, dan transportasi. Omzet dapat dikembangkan secara bertahap sesuai dengan respon pasar.
(Dani Jumadil Akhir)