Dia juga menilai, rencana proyek strategis pemerintah dalam pembangunan infrastruktur, perencanaan Ibukota baru, insentif pajak pada sektor properti, serta didukung jumlah 270 juta jiwa penduduk Indonesia sebagai bonus demografi sebagai faktor penting pertumbuhan sektor bahan bangunan.
Selain itu, dia menambahkan bahwa mulai pulihnya penjualan para emiten properti di periode kuartal I-2021 juga mendukung perbaikan kinerja perseroan. Sebagai informasi, penjualan perseroan terdiri dari produk manufaktur yang terdiri dari aluminium sebesar Rp264,11 miliar, baja ringan senilai Rp139,95 miliar yang mendominasi penjualan selama 2020.
Kemudian penjualan produk pipa PVC senilai Rp30,25 miliar. Kemudian juga terdapat penjualan stainless steel senilai Rp35,60 miliar yang meningkat dari tahun sebelumnya senilai Rp27,42 miliar. Peningkatan penjualan juga terdapat pada produk toilet dan sanitary wares dari Rp15,40 miliar pada 2019 menjadi Rp26,31 miliar pada 2020.
(Feby Novalius)