Fitur ini menghadirkan proses pengajuan kartu kredit yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional, dimana hal ini menjadi yang pertama di Indonesia. Ini merupakan wujud komitmen MotionBanking dalam mengutamakan kemudahan dan kenyamanan bagi para penggunanya.
Langsung setelah disetujui, nasabah dapat menggunakan MotionVisa untuk berbagai transaksi online. Selain dapat menghindari kerumunan, berbelanja online dapat meminimalkan transaksi secara tunai, sehingga lebih praktis, aman dan nyaman.
Berdasarkan survei Sosial Demografi Dampak COVID-19 dari Badan Pusat Statistik (BPS), 9 dari 10 responden berbelanja online.
Pemegang juga diberi kebebasan untuk mengajukan kartunya dalam bentuk fisik melalui aplikasi.
"Secara efektif, kita bisa menjangkau semua orang di Indonesia. Dengan virtual, dengan digital, kita bisa menjangkau masyarakat yang belum memiliki rekening, dan yang tidak memiliki akses ke layanan jasa keuangan," ungkap Hary.
Dia menjelaskan layanan bank digital bisa menjangkau masyarakat yang selama ini tidak terjangkau bank konvensional dan memiliki keterbatasan jumlah fisik kantor cabang.
Tareq Muhmood, Group Country Manager Regional Southeast Asia Visa Worldwide Pte Limited sangat bersemangat untuk menyukseskan bisnis digital payment MotionBanking.
"Kesuksesan MotionBanking akan menjadi kesuksesan kami pula. Di Asia Pasifik, 50% transaksi face to face kini menjadi contactless," kata Tareq.
Dia mengatakan satu dari dua transaksi di kawasan Asia Pasifik sekarang diselesaikan dengan sistem Tap to Pay.
Menurut riset Visa yang dilakukan Visa kepada konsumennya tentang perilaku pembayaran konsumen, sekitar 60% masyarakat Indonesia kini membawa lebih sedikit uang tunai dibandingkan dengan sebelum pandemi.
"Sekitar 59% masyarakat Indonesia lebih sering belanja online," tuturnya.