Senada, Pemegang saham juga berharap Pertamina bisa masuk 50 perusahaan terbesar di dunia. Sementara, BUMN lainnya di targetkan masuk dalam daftar 500 perusahaan terbesar dunia.
Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan langkah itu sebagai mimpi pemegang saham yang harus direalisasikan.
"Benchmark kita haruslah tinggi. Jadi tidak cukup sekadar top 500, kita bisa lebih baik lagi. Mimpi kita bahwa Pertamina bisa menjadi 50 perusahaan terbesar di dunia dan BUMN kita yang lain masuk juga ke top 500," ujar Erick.
Dia mencatat, frame Pertamina adalah perusahaan yang bersaing dengan kompetitor di level dunia. Sebab, perusahaan memiliki segala syarat, baik kualitas dan kapabilitas.
"Saya optimistis bahwa kinerja Pertamina dapat lebih baik lagi. Dan frame bagi Pertamina adalah mesti bersaing dengan kompetitor di level dunia," tuturnya.
Pemeringkatan Fortune Global 500 adalah ajang tahunan yang dilakukan majalah Fortune sejak tahun 1955. Tolok ukur utamanya adalah besaran pendapatan termasuk pendapatan anak perusahaan (consolidated gross revenue). Indikator lain adalah penyertaan modal pemegang saham, kapitalisasi pasar, keuntungan, jumlah karyawan, dan sejak tahun 1990 indikator negara asal perusahaan juga dipertimbangkan dalam Fortune Global 500.
Di sektor energi, beberapa nama International Oil Company juga tercatat masuk dalam pemeringkatan Fortune Global 500 tahun 2021, kendati secara finansial berhasil mencapai revenue signifikan namun perusahaan tersebut mengalami kerugian. Di antaranya BP (18), Royal Dutch Shell (19), Exxon Mobile (23), Chevron (75) dan Petronas (277). Berada di bawah peringkat Pertamina, Repsol di posisi 381, sedangkan dari industri lain terdapat nama Coca-Cola (370), Tesla (392) dan Danone (454).
(Dani Jumadil Akhir)