Pendapatan Jababeka Turun 10,7% Jadi Rp1,11 Triliun
JAKARTA - PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) mencatat membukukan pendapatan senilai Rp1,11 triliun. Realisasi itu turun 10,79% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp1,25 triliun.
Penurunan pendapatan kian menekan rugi neto yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi rugi Rp142,75 miliar dari sebelumnya rugi Rp84,23 miliar.
Baca Juga: Bayar Utang, Jababeka Terbitkan Global Bond Rp5,07 Triliun
Selain karena penurunan pendapatan, rugi ini juga disebabkan oleh rugi selisih kurs senilai Rp112,5 miliar pada semester I-2021 dibandingkan sebelumnya Rp66,1 miliar.
EBITDA KIJA tercatat senilai Rp330,5 miliar pada semester I-2021, turun 12% dibandingkan Rp375,2 miliar pada semester I-2020, sebagian besar sejalan dengan penurunan pendapatan dan laba kotor.
Baca Juga: Kawasan Industri Jababeka Kurangi Rugi hingga 89,2%
Selain itu, KIJA mencatat marketing senilai Rp526 miliar atau melesat 105,87% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp255,5 miliar.
“Marketing sales dari Cikarang menyumbang 74%, Kendal dan lain-lain 26%,”kata Sekretaris Perusahaan Jababeka, Muljadi Suganda, dikutip dari Harian Neraca, Jakarta, Senin (30/8/2021).
Perseroan mengungkapkan, kontribusi penjualan dari produk industri (tanah dan tanah dengan standar bangunan pabrik) sebesar 73%, sedangkan sisanya dari segmen residensial/komersial dan lainnya sebesar 27%.
Muljadi menunjukkan penjualan tanah matang dari Cikarang pada semester I/2021 senilai Rp37,8 miliar atau naik 19,62% dari semester I/2020 senilai Rp31,6 miliar.Sedangkan penjualan di Kendal turun 62,61% secara tahunan menjadi Rp185,2 miliar dari sebelumnya Rp495,4 miliar.
(Feby Novalius)
