Rusli melihat angka ini kalau seandainya mau ditambahkan untuk kontribusi tax ratio, sebenarnya sangat kecil. Menurutnya masih jauh lebih besar ketika negara mengejar sumber pajak PPh dari badan beberapa usaha menengah yang masih belum formal.
"Itu bisa diambil dari sana untuk bisa meningkatkan kenaikan tax ratio dari sisi PPh-nya bukan dari sisi PPn-nya, karena cuma Rp21 triliun PPN Sembako, belum lagi memiliki banyak tantangannya," katanya.
Untuk itu Rusli menilai PPN sembako di tengah pandemi covid 19 kurang tepat. Dengan adanya narasi ini pasti akan menimbulkan dampak psikologis, dan menjadikan masyarakat semakin tertekan.
"Justru yang ditakutkan akan ada kenaikan inflasi, semacam inflasi yang di ekspektasi di masa depan,” pungkasnya.
(Dani Jumadil Akhir)