JAKARTA - Indonesia telah ditetapkan sebagai Presidensi G20 Tahun 2022 pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 ke-15 Riyadh, Arab Saudi, pada tanggal 22 November tahun lalu. Serah terima dari Presidensi G20 saat ini, yaitu Italia ke Indonesia akan dilakukan pada KTT G-20 yang akan dilaksanakan di Roma, Italia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai Ketua Bidang I Finance Track mengatakan bahwa G20 adalah forum yang diinisiasi memang dari krisis finansial di tahun 2008-2009 yang melahirkan sebuah forum pertemuan antar negara yang dimulai tahun 2009.
"Dalam hal ini berbagai prakarsa dari G20 ternyata ditujukan bagi bagaimana secara global kelompok grup 20 ini menguasai 80% dari GDP global, 70% dari perdagangan internasional, 2/3 dari penduduk dunia ada di dalam G20 ini terdiri dari 11 negara maju dan 9 negara emerging," kata Menkeu dalam Konferensi Pers Menuju Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022 secara virtual, Selasa (14/9/2021).
Baca Juga: Presidensi G20, Menko Airlangga: RI Siap Jadi Lokomotif Pemulihan Ekonomi Global
Dia menambahkan, G20 memiliki peranan yang sangat strategis dalam membahas berbagai isu global yang mengancam pertumbuhan dan perekonomian serta stabilitas ekonomi maupun keuangan. G20 yang terbentuk pada tahun 2008-2009 dengan forum yang dibuat pada level pimpinan negara yang didukung sepenuhnya agenda oleh finance track.
Baca Juga: RI Siap Gelar Presidensi G20, Menko Airlangga: Konsumsi Domestik Bakal Naik Rp1,7 Triliun
"Finance track terdiri dari Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia. Di mana pada saat itu dilakukan upaya untuk menstabilkan dan mereformasi sektor keuangan global dan bagaimana negara-negara bank dunia terutama di G20 melakukan stimulus ekonomi global sehingga bisa melakukan pemulihan ekonomi kembali," ujarnya.