JAKARTA – Kondisi ekonomi Myanmar saat ini mengalami penurunan. Hal tersebut membuat warga yang tinggal di Myanmar kelaparan dalam situasi ekonomi yang tengah anjlok, ketidakstabilan politik dan pembatasan akibat pandemi Covid.
Sementara itu, pembatasan pengambilan uang di bank menjadi salah satu dampak dari penurunan ekonomi Myanmar. Di mana penarikan tunai di bank dibatasi jumlah uang yang dapat diambil.
Berikut lima fakta warga dibatasi ambil uang di bank-bank Myanmar, seperti yang telah dirangkum Okezone, di Jakarta, Rabu (6/10/2021).
1. Ekonomi Myanmar Menurun 18%
Bank Dunia memperkirakan bahwa ekonomi Myanmar akan menyusut sebesar 18% tahun ini dan tingkat kemiskinan kemungkinan akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada 2022.
Baca Juga: Malaysia Ancam Larang Myanmar Hadir dalam KTT ASEAN
Data dari World Food Program menyatakan harga beras di Myanmar juga telah meningkat lebih dari 18% dan minyak nabati meningkat dua kali lipat dalam 12 bulan terakhir,
2. Sistem Perbankan Diambang Kehancuran
Diketahui sejak Maret, bank sentral Myanmar melakukan pembatasan penarikan tunai hingga 2 juta Kyat (Rp2,3 juta) seminggu dan 20 juta Kyat (Rp23,4 juta) bagi sebagian besar perusahaan.
Keadaan ini membuat sistem perbankan Myanmar berada di ambang kehancuran. Setelah kudeta, masyarakat pun bergegas menarik tabungannya.
Baca Juga: Ekonomi Myanmar di Ambang Kehancuran, Warga Dibatasi Ambil Uang di Bank Rp2,3 Juta
3. Antrean di Mesin ATM
Peristiwa terjadi saat seorang warga bernama Yangon Ma Khine menceritakan harus bangun pagi-pagi untuk menunggu antrean panjang di mesin ATM dengan harapan bisa menarik sejumlah uang. Namun, Bank KBZ di Myanmar Plaza tempat tujuannya, buka pukul enam pagi dan mengeluarkan token untuk sejumlah pelanggan terbatas.