JAKARTA - Tips budidaya ikan anti gagal untuk pemula. Sebelum memulai budidaya ikan, ada baiknya mengikuti tips berikut ini.
Bukan modal, hal pertama yang harus diperhatikan adalah melihat market. Market ini akan menjadi peluang besar dalam budidaya ikan.
"Saya selalu bilang pahami musuhmu dulu, pahami risiko dari bisnis ini, itu penting nomor satu. Kita harus tahu dulu marketnya itu demand-nya seperti apa," kata VP of eFisheryFresh I Made Yusdi Prawira kepada Okezone, Jakarta, Kamis (7/10/2021).
Baca Juga: Tips Tingkatkan Produksi Budidaya Ikan dan Udang
Pria yang disapa akrab dipanggil Imed ini mencontohkan market dari hasil budidaya ikan lele. Output dari penjualan produksi ikan lele ketika panen biasanya ke warung pecel lele.
"Nah misalnya di dekat rumah ada kampus, karena lele outputnya dijualnya ke warung pecel lele. Pecel lele itu biasanya mereka beli ukuran berapa, 'oh yang 1 kilogram (kg) isinya 10 atau 1 kg isinya 7, oh yang paling banyak diminati 1 kg isinya 7'. Ini gambaran ilustrasinya ya, jadi pahami kemungkinan market dulu," katanya.
Langkah kedua adalah bagaimana mulai mengelola budidaya ikan tersebut. Menurut Imed, hal yang perlu diperhatikan adalah masalah bibit, pakan hingga bentuk kolam.
Untuk masalah pakan sendiri juga harus disesuaikan, mulai dari jenis pakan hingga tingkat protein pakan. Ini perlu dijaga agar kualitas hasil budidaya ikan tetap tinggi, sehingga dapat diterima di pasar.
"Nah lele itu juga harus pas. Kalau kekurangan makan mereka saling makan. Jadi risikonya cukup tinggi juga. Hal-hal seperti itu jadi kunci juga, pemberian makan kapan, terus kualitas airnya kalau lele cukup kuat 2 minggu sekali diganti cukup tapi pemberian makan harus teratur, rapi, jangan sampai jadi kelaparan," katanya.
Setelah memperhatikan dua hal tersebut, langkah selanjutnya agar budidaya ikan berhasil adalah memahami masa panen. Sebab, proses panen ikan harus cepat hingga ke pasar.
"Dari situ setelah panen, panen itu harus cepat, karena setelah panen dia sudah melewati batas maksimal bisa mengecil atau jarak yang kita kirim misalnya, kita angkut 1 kg isi 7 nanti kalau misalnya kelamaan di jalan bisa menyusut, karena dia harus terus makan, jadinya harus cepat," katanya.
Imed menjelaskan, masalah-masalah yang terjadi ini bahkan kurang dipahami oleh pembudidaya. "Jadinya kok kualitasnya jadi jelek ya karena kelamaan di jalan. Kok hasilnya enggak bagus Karena bibitnya harus dimulai dari ukuran sekian, pakannya dengan protein sekian," ujarnya.
"Nah itu kombinasi, jadi tipsnya belajar dulu, masuk dulu, jangan memulai dari nol. harus pahami risikonya dan kita bisa mitigasi bersama," tambahnya.