JAKARTA - Ikea sedang alami krisis pasokan barang. Kondisi ini diperkirakan akan terjadi hingga tahun 2022. Mereka menyebutnya sebagai “badai yang sempurna”.
“Ini adalah badai yang sempurna. Namun, saya berpikir kami tidak sekaget dahulu. Ini adalah new normal untuk kami. Dan ketika hal-hal menjadi stabil, kami telah belajar banyak tentang ketangkasan dan mengendalikan penjualan,” kata James Brodin, CEO Ingka Group yang memiliki sebagian besar Ikea, dikutip dari CNBC pada Jumat (15/10/2021).
Baca Juga: HERO Jual IKEA Sentul City Rp280 Miliar
Brodin mengatakan, tidak ada seorangpun di Ikea yang memprediksi terjadinya hal ini. Kamis kemarin, perusahaan mengumumkan catatan penjualan tahunan. Tercatat banyak pelanggan yang terimbas lockdown menghabiskan lebih banyak untuk rumah mereka jauh dibandingkan sebelum-sebelumnya.
Baca Juga: Gerai Ditutup, Bekas Giant Disulap Jadi IKEA hingga Hero
Untuk menghadapi situasi ini, Ikea akhirnya menerapkan strategi re-steering (mengendalikan ulang) dan re-routing (memetakan ulang). Mereka mengurangi produksi sejumlah produk agar produk yang laris tetap tersedia. Hal ini dikarenakan stok bahan baku yang terbatas.
Sebanyak 70% penjualan Ikea ada di Eropa. Oleh karena itu, mereka berencana membuka satu gudang di Stockholm, Swedia. Saat ini, bangunan masih dalam tahap konstruksi dan berencana untuk buka tahun ini.