JAKARTA - Presiden Joko Widodo meresmikan penggabungan Pelindo I, II, III, dan IV menjadi PT Pelabuhan Indonesia. Hal ini sebagai upaya pemerintah mengatasi masalah logistik di Indonesia yang tidak kunjung rendah.
Selain itu Jokowi juga meresmikan Terminal Multipurpose Wae Kelambu Pelabuhan Labuan Bajo. Tapi bagaimana kritikan Jokowi terhadap biaya logistik yang masih mahal? Berikut fakta-fakta yang dikumpulkan Okezone terkait biaya logistik:
Baca Juga: Presiden Jokowi Ungkap Merger Pelindo Ditugaskan sejak 7 Tahun Lalu
1. Bukti Ada yang Tidak Efisien
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa biaya logistik di Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangga.
Kepala negara menilai, mahalnya biaya logistik tersebut menunjukkan bahwa ada yang tidak efisien.
“Kita tahu biaya logistik negara kita dibanding negara-negara tetangga masih jauh tertinggal ini. Mereka biaya logistiknya hanya 12% kurang lebih. Kita masih 23%. Artinya ada yang tidak efisien di negara kita,” katanya.
Baca Juga: Digabung, Pelindo Jadi Operator Terminal Petikemas Terbesar ke-8 Dunia
2. Dampak Proyek Infrastruktur Jadi Tidak Optimal
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pembangunan berbagai infrastruktur yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk menekan biaya logistik tersebut. Dengan begitu, lanjut dia, daya saing Indonesia diharapkan bisa lebih meningkat.
“Oleh sebab itu kenapa dibangun infrastruktur baik itu jalan, baik pelabuhan, baik itu airport karena kita ingin produk-produk kita, barang-barang kita bisa bersaing kalau kita adu kompetisi dengan produk-produk negara lain,” ujarnya.