KOTA MALANG – Harga pangan menjelang Natal dan tahun baru (nataru) mengalami kenaikan. Adapun kenaikan harga terjadi pada sejumlah bahan makanan pokok, seperti terigu, kentang, serta yang paling menonjol yakni kenaikan aneka jenis cabai dan minyak goreng.
Harga cabai rawit misalnya di Pasar Klojen Kota Malang misalnya mencapai Rp90 ribu per kilogram, harga minyak goreng pun terpantau masih berada di kisaran Rp17 ribu sampai Rp20 ribu per liternya, dari harga normalnya di angka Rp11 - Rp13 ribu. Hal ini terlihat saat Wali Kota Sutiaji dan jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Klojen, Kota Malang, pada Senin pagi (13/12/2021).
Baca Juga: Harga Pangan Naik Jelang Natal, Ekonom: Daya Beli Bisa Merosot
Selain dua harga kebutuhan pangan tersebut, kenaikan harga juga dijumpai pada kebutuhan terigu dan kentang. Namun kenaikan komoditas kedua bahan pangan ini tak terlalu menonjol dibandingkan kenaikan harga cabai dan minyak goreng.
"Harganya memang ada kenaikan variatif, tepung naik sedikit, cabai rawit naik agak lumayan, cabai besar naik sedikit, tapi tidak terlalu, kentang juga naik, tapi masih terkendali," ungkap Wali Kota Malang Sutiaji, usai sidak pemantauan harga kebutuhan pangan.
Baca Juga: Daftar Kenaikan Harga Pangan, Cabai Mahal Banget
Pria kelahiran Lamongan ini berujar, untuk kebutuhan cabai memang kenaikannya cukup signifikan. Ia mencatat dari harga normal biasanya sebesar Rp25.000 per kilogramnya, kini mencapai Rp90.000 per kilogram. Harga minyak goreng juga menjadi perhatian Pemkot Malang, di mana kenaikan masih terjadi saat mencapai Rp18 - 20 ribu per liternya, dari harga normalnya mencapai Rp13 - Rp15 ribu.
Harga ini terlihat sedikit lebih murah dibanding sebelumnya, karena sempat menyentuh angka di atas Rp20.000 per liternya. "Yang agak naik sekarang, walaupun ada penurunan harga, tapi belum signifikan adalah minyak, karena minyak kebijakannya ini di pusat," ujarnya.
Dirinya menyebut kenaikan minyak goreng ini karena ketersediaan yang sulit dikarenakan banyak yang dijual ke luar negeri untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Sebab harga minyak goreng di pasaran internasional dianggap lebih tinggi, sehingga para pelaku penjual minyak goreng memilih menjual ke luar negeri, dengan keuntungan besar dibandingkan memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Kita sudah protes dari daerah untuk ke pusat, coba ditekan untuk ekspornya, karena kalau minyak kelangkaan barangnya, (harganya) lebih mahal di pasar internasional ketimbang di lokal. Sehingga banyak yang dikeluarkan (ke luar negeri), sehingga ketersediaan di daerah ini gimana (langka)," jelasnya.
Sedangkan untuk stok cabai memang mengalami kesulitan lantaran cuacanya yang tak bersahabat. Cuaca buruk menjadikan stok cabai dari petani menjadi berkurang karena banyaknya petani yang gagal panen imbas cuaca buruk. "Kalau cabai ini memang karena alamnya, stok dari petani berkurang," kata dia.
Selain kebutuhan pangan tersebut, beberapa harga kebutuhan pangan seperti daging ayam, daging sapi tidak terlalu mengalami kenaikan signifikan. Pada daging sapi yang berkualitas bagus di angka Rp120 ribu per kilogramnya.
"Daging masih di angka Rp120 ribu, dan itu memang banyak daging yang paling baik. Kalau daging rawon masih biasa Rp110 ribu. (Untuk harga) Telur masih stabil, termasuk telur kampung juga stabil," tukasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)