CHICAGO - Harga emas berjangka turun pada akhir perdagangan Rabu. Harga emas tertekan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan meningkatnya selera investor terhadap aset-aset berisiko. Meski demikian, penurunan emas dibatasi karena dolar AS bergerak melemah.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange turun USD5,1 atau 0,28% menjadi USD1.805,80 per ounce. Di pasar spot, emas datar diperdagangkan di USD1.804,56 per ounce pada pukul.
Baca Juga: Emas Antam Turun Rp3.000, Paling Murah Dijual Rp516.000
Menurut analis pasar, emas telah diperdagangkan dalam kisaran yang relatif ketat selama sebulan terakhir karena kekhawatiran tentang varian Omicron dari Covid-19 dan ketidakpastian seputar efektivitas kebijakan untuk memerangi inflasi. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (30/12/2021).
Baca Juga: Harga Emas Melesat Hiraukan Kenaikan Dolar AS
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,2% mendekati level terendah dalam satu bulan. Hal ini membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Harga emas kemungkinan akan berada di sekitar USD1.800 untuk kuartal pertama 2022, dan kisaran harga yang lebih luas dapat dilihat jika berita seputar varian Omicron memburuk.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 26,3 sen atau 1,14% menjadi USD22,858 per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun USD9,8 atau 1% menjadi ditutup pada USD970 per ounce.
(Feby Novalius)