Kementerian BUMN pun mencatat, gasifikasi batu bara juga memiliki nilai tambah langsung bagi makro ekonomi Indonesia. Proyek ini dapat mendukung neraca perdagangan, mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG, hingga menghemat cadangan devisa.
Penghematan cadangan devisa diperkirakan mencapai Rp9,7 triliun. Proyek gasifikasi batu bara yang ditopang oleh Bukit Asam, Pertamina dan Air Product ini akan memastikan ketahanan energi nasional dan juga menjadi motor penggerak industri energi agar mampu beroperasi optimal.
Bahkan, pemerintah menggelontorkan insentif untuk memuluskan proyek hilirisasi batubara ini melalui royalti 0% yang ditegaskan dalam Undang-Undang Cipta Kerja dan aturan turunannya. Pemerintah juga menyiapkan harga khusus batubara untuk hilirisasi dan skema subsidi bagi produk Dimethyl Ether yang akan dipakai untuk substitusi LPG.
(Dani Jumadil Akhir)