JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan alasan Perum Bulog tidak masuk ke dalam Holding BUMN Pangan atau ID Food.
Erick Thohir menjelaskan, Bulog sebagai stabilisator akan melakukan langkah intervensi ketika harga pangan, khususnya beras, mengalami kenaikan di pasaran. Langkah intervensi itu berupa pembelian beras dengan nilai tertentu. Nantinya, Bulog memasukan hasil pembelian pangan ke dalam gudang.
"Ada pertanyaan kenapa Bulog tidak dimasukan (dalam ID Food). Nah memang misinya kami di Kementerian BUMN memang kita mempunyai dua, istilahnya group pangan, satu Bulog sebagai stabilisator, dimana Bulog mengintervensi ketika ada harga naik, Bulog bisa membeli barang-barang dengan nilai tertentu, itu dimasukan dalam pergudangan supaya stabilization untuk harga pangannya sendiri," kata Erick saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Selasa (25/1/2022).
Baca Juga: Erick Thohir Resmikan Holding BUMN Pangan, Namanya ID Food
Saat ini ID Food telah diresmikan pemegang saham sejak awal Januari 2021 lalu. Hal ini ditandai dengan pengalihan saham (Inbreng) lima perusahaan negara di sektor pangan kepada PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI sebagai induk holding.
5 BUMN yang dimaksud, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT Sang Hyang Seri, PT Perikanan Indonesia (Persero) atau Perindo, PT Berdikari, dan PT Garam kepada
Dalam skemanya, ID Food difokuskan pada market atau pasar. Erick meminta BUMN yang tergabung dalam ID Food menjadi offtaker dari hasil produksi para petani, peternak, hingga nelayan.
"Lalu, apa ID Food atau Holding Pangan kita? Holding Pangan ini dibentuk untuk fokus kepada market, jadi beda dengan Bulog yang stabilisator, justri ID Food yang market. Ini lah kenapa justru kita konsolidasikan pangan kita," katanya.