Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wall Street Loyo, 3 Indeks Utama Kompak Melemah

Antara , Jurnalis-Jum'at, 28 Januari 2022 |06:27 WIB
Wall Street Loyo, 3 Indeks Utama Kompak Melemah
Wall Street ditutup melemah (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Wall Street ditutup melemah pada penutupan Kamis (Jumat pagi WIB). Bursa saham AS melemah dengan Indeks S&P 500 kembali menghindari konfirmasi koreksi pada akhir sesi yang ditandai oleh reli, aksi jual, dan pemulihan, ketika investor mencerna berita ekonomi positif dengan laba perusahaan yang beragam, kerusuhan geopolitik dan prospek Fed yang lebih hawkish.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 7,31 poin atau 0,02%, menjadi menetap di 34.160,78 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 23,42 poin atau 0,54%, menjadi berakhir di 4.326,51 poin. Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 189,34 poin atau 1,4%, menjadi ditutup di 13.352,78 poin.

Baca Juga: Wall Street Mixed, Indeks S&P 500 Melemah Usai Keputusan Fed

Dari 11 sektor utama di Indeks S&P 500, lima sektor berakhir di zona merah, dengan saham-saham consumer discretionary atau konsumer nonprimer mengalami penurunan%tase terbesar.

Ketiga indeks utama saham AS berakhir lebih rendah, setelah dikejutkan oleh ketidakpastian dalam beberapa hari terakhir, ditandai oleh fluktuasi yang luas dan volatilitas yang meningkat.

Saham-saham berkapitalisasi kecil mengalami kesulitan, dengan indeks Russell 2000 sekarang lebih dari 20% di bawah rekor tertinggi 8 November, secara resmi mengkonfirmasikan bahwa indeks telah berada di pasar bearish sejak saat itu.

Baca Juga: Wall Street Lesu, Nasdaq Anjlok hingga 2,28%

"Ini adalah pasar yang skizofrenia," kata Ahli Strategi Portofolio Senior Ingalls & Snyder, Tim Ghriskey, di New York. "Ada orang yang percaya bahwa segala sesuatu yang negatif telah diabaikan dan ada orang lain yang percaya bahwa yang terburuk belum datang."

"Ini adalah periode banyak ketidakpastian, sudah seperti ini sepanjang bulan," tambah Ghriskey.

Di antara serentetan data ekonomi yang dirilis pada Kamis (27/1/2022), yang terdepan data PDB kuartal keempat menunjukkan ekonomi AS pada tahun 2021 tumbuh pada laju tercepat dalam hampir empat dekade menurut data Departemen Perdagangan.

Pasar bergerak setelah rilis pernyataan FOMC pada Rabu (26/1/2022) yang mempertahankan suku bunga utama mendekati nol, dan sesi tanya jawab berikutnya Ketua Fed Jerome Powell di mana ia tampaknya meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih banyak tahun ini dari yang diperkirakan sebelumnya, dimulai pada Maret.

Pasar berjangka dana federal sekarang memperkirakan hampir lima kenaikan suku bunga tahun ini setelah pernyataan Powell.

Sementara itu, ketegangan geopolitik memanas, ketika Rusia terus menambah pasukannya di sepanjang perbatasan Ukraina dan para diplomat berebut menghindari konflik di wilayah tersebut.

Musim pelaporan keuangan perusahaan kuartal keempat telah mencapai langkah penuh, dengan 145 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan kinerja keuangannya. Dari jumlah tersebut, 79% telah memberikan hasil yang mengalahkan konsensus, menurut data Refinitiv.

Analis sekarang memperkirakan, secara agregat, pertumbuhan laba kuartal keempat secara tahun-ke-tahun sebesar 24,2% untuk S&P 500.

"Angka-angka dan terutama panduannya belum begitu menginspirasi dan itulah faktor yang membatasi kenaikan sejauh minggu ini," kata Kepala Eksekutif Horizon Investment Services, Chuck Carlson, di Hammond, Indiana.

Tantangan rantai pasokan, mesin pendorong inflasi melalui pemulihan dari krisis kesehatan global, telah menjadi tema yang berulang di musim laporan keuangan ini.

Intel Corp mengutip masalah itu sebagai alasan di balik perkiraan laba kuartal pertama yang mengecewakan, yang membuat sahamnya jatuh 7,0%. Prospek buruk Intel membebani sektor yang lebih luas, mengirim indeks semikonduktor Philadelphia SE jatuh 4,8%, penurunan satu hari terburuk sejak 8 Maret 2021.

Saham Tesla Inc anjlok 11,6% setelah perusahaan memperingatkan bahwa masalah pasokan akan berlangsung sepanjang 2022. Saham saingannya Lucid Group dan Rivian Automotive juga terpuruk masing-masing 14,1% dan 10,5%.

Sebaliknya saham Netflix Inc melonjak 7,5% menyusul berita bahwa investor miliarder William Ackman telah mengumpulkan satu miliar dolar saham baru di perusahaan tersebut.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement