JAKARTA - Bursa saham AS, Wall Street, berakhir melemah pada perdagangan Jumat waktu setempat. Indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup melemah lebih dari 1 persen, setelah investor meninggalkan sektor teknologi dan beralih ke sektor lain.
Sentimen negatif dipicu kekhawatiran gelembung kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) setelah laporan dari Broadcom dan Oracle. Sentimen negatif lainnya adalah kenaikan yield obligasi Treasury AS menyusul pernyataan pejabat The Fed yang menentang pelonggaran kebijakan moneter.
Melansir Investing, Sabtu (13/12/2025), Nasdaq Composite turun 398,69 poin, atau 1,69 persen, menjadi 23.195,17, S&P 500 kehilangan 73,59 poin, atau 1,07 persen, menjadi 6.827,41, dan Dow Jones Industrial Average turun 245,96 poin, atau 0,51 persen, menjadi 48.458,05.
Secara mingguan, S&P 500 melemah 0,63 persen, sementara Nasdaq turun 1,62 persen. Namun, Dow Jones berhasil mencatatkan kenaikan mingguan sebesar 1,05 persen.
Saham Broadcom menjadi pemberat terbesar bagi S&P 500 hari itu, diikuti oleh pemimpin chip AI, Nvidia (NVDA.O), yang anjlok 3,3 persen.
Sentimen negatif ini menyebar ke seluruh indeks semikonduktor Philadelphia (.SOX), di mana semua saham di dalamnya kehilangan nilai, membuat indeks tersebut tenggelam 5,1 persen, sesi terlemahnya sejak 10 Oktober.
Sementara itu, yield Treasury naik setelah sekelompok pejabat Federal Reserve yang menentang pemotongan suku bunga bank sentral minggu ini menyuarakan kekhawatiran bahwa inflasi masih terlalu tinggi untuk menjamin biaya pinjaman yang lebih rendah.
Kepala Strategi Pasar di Ameriprise, Anthony Saglimbene, menyatakan bahwa pelemahan ini tidak mengherankan, mengingat S&P 500 dan Dow baru saja mencatatkan rekor penutupan tertinggi pada Kamis (11/12/2025).
"Tidak mengherankan bahwa pasar melakukan aksi jual hari ini setelah beberapa minggu yang cukup solid," kata Saglimbene.