Sehingga kabar tersebut dapat dijadikan potensi ekonomi baru bagi Indonesia.
"Penemuan potensi kandungan lithium di lumpur Sidoarjo adalah kabar baik. Tentunya sangat luar biasa jika kita bisa memanfaatkannya," harapnya.
Kandungan lithium sendiri merupakan salah satu Critical Raw Materials (CRMs) atau material kritis.
Diketahui kalau material kritis sangat diperlukan dalam pengembangan energi hijau.
Tak hanya ITS, penelitian ini juga dilakukan oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2020.
Penelitian tersebut menggunakan teknik Inductively Coupled Plasma – Optical Emission Spectrometry (ICP-OES), yang dapat menentukan komposisi unsur dari berbagai logam.
Hasil yang didapat tercatat lithium dengan kadar 99,26 sampai dengan 280,46 bagian per juta dan stronsium kadar 255,44 sampai dengan 650,49 bagian per juta.
“Memang terlihat perbedaan signifikan di antara keduanya. Itu karena kami mengambil sampel berupa air lumpur, sedangkan Badan Geologi melakukan penelitian pada lumpurnya,” bebernya.
Amien berharap pihak Badan Geologi dapat melibatkan ITS untuk penelitian selanjutnya nanti.
Baca selengkapnya: Wow! 'Harta Karun' Lumpur Lapindo Simpan Energi Hijau Lithium, Bisa untuk Kendaraan Listrik?
(Dani Jumadil Akhir)