Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Minyak Goreng Langka di Jatim, Mendag Diminta Turun Tangan

Avirista Midaada , Jurnalis-Minggu, 06 Februari 2022 |07:11 WIB
Minyak Goreng Langka di Jatim, Mendag Diminta Turun Tangan
Minyak goreng langka di Jawa Timur. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

MALANG - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengungkap soal kelangkaan minyak goreng yang terjadi di wilayahnya.

Padahal dilihat dari kebutuhan minyak goreng dan produksi minyak goreng yang ada justru mengalami surplus.

"Saya ingin menyampaikan minyak goreng di Jawa Timur kebutuhan per bulannya 59 ribu ton, produksi minyak goreng di Jawa Timur 62 ribu ton per bulan. Jadi seandainya rantai pasokannya lancar itu masih surplus 3.000 ton," ucap Khofifah saat melakukan operasi pasar minyak goreng di UPT Bapenda Kabupaten Malang, pada Sabtu (5/2/2022).

 BACA JUGA:5 Fakta Harga Minyak Goreng Masih Mahal dan Langka

Dia mengungkapkan, ada rantai distribusi yang macet sehingga mengakibatkan stok minyak goreng di toko ritel modern cukup sulit.

Maka dari itu ia meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencari solusi mengenai kemacetan distribusi minyak goreng yang terjadi.

"Maka kita memang berharap Kementerian Perdagangan segera bisa menjelaskan ke produsen - produsen terutama proses refaksi berapa sebetulnya, offer head berpaa sampai titik produsen berapa, sehingga sampai titik konsumen bisa sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi)," katanya.

 BACA JUGA:Blok Rokan Ditargetkan Jadi Produsen Minyak Terbesar RI

Bahkan diakui Khofifah kalau harga-harga minyak goreng di pasar tradisional Jawa Timur belum bisa turun.

Diketahui, kini HET minyak goreng, yakni curah sebesar Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng premium dengan HET Rp 14.000 per liternya.

Alhasil Pemprov Jawa Timur kini masih melakukan beberapa operasi pasar khusus untuk komoditi minyak goreng yang sulit didapatkan masyarakat di HET.

"Untuk menjaga daya beli masyarakat yang ketika mereka ke pasar tradisional harganya masih jauh di atas HET. Ketika satu harga di pasar tradisional masih diberi kesempatan menyesuaikan harga, ketika HET stok di banyak pasar ritel modern tidak terpenuhi sesuai dengan permintaan masyarakat," jelasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement