JAKARTA - Harga minyak dunia relatif stabil pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Harga minyak tak banyak berubah karena pasar mempertimbangkan kemungkinan kenaikan suku bunga yang agresif dan tidak terduga selama kenaikan permintaan energi yang lebih curam, serta penurunan mingguan mengejutkan dalam persediaan minyak mentah AS.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April turun tipis 14 sen atau 0,2%, menjadi menetap di USD91,41 per barel, setelah naik lebih dari 1,0% di awal perdagangan.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 22 sen atau 0,3%, menjadi ditutup di USD89,88 per barel, setelah naik lebih dari dua dolar AS di awal sesi.
"Laporan inflasi panas mengirim dolar lebih tinggi, yang secara tentatif menyeret turun komoditas," termasuk harga minyak, kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
Namun, fundamental pasar minyak "tetap sangat ketat dan tanpa perubahan segera pada prospek itu, harga minyak mentah tampaknya siap untuk naik lebih tinggi," katanya.
Pada Rabu (9/2/2022), harga minyak menguat setelah data menunjukkan persediaan minyak mentah turun secara tak terduga minggu lalu ke level terendah sejak Oktober 2018, sementara permintaan bahan bakar mencapai rekor tertinggi.
Setelah data tersebut, harga minyak membalikkan penurunan yang didorong oleh dimulainya kembali pembicaraan nuklir AS-Iran tidak langsung sehari sebelumnya. Kesepakatan dapat mencabut sanksi AS terhadap minyak Iran dan mengurangi ketatnya pasokan global.