Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Diusir DPR, Dirut Krakatau Steel Buka-bukaan Stop Proyek Blast Furnace

Suparjo Ramalan , Jurnalis-Senin, 14 Februari 2022 |14:30 WIB
Diusir DPR, Dirut Krakatau Steel Buka-bukaan Stop Proyek <i>Blast Furnace</i>
Dirut Krakatau Steel Ungkap Penghentian Proyek Blast Furnace. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

Saat itu, manajemen KRAS berhitung bahwa pengembangan kapasitas baja dimulai dari fasilitas hulu dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas eksisting. Pertimbanganya, jika perusahaan membangun Blast Furnace dengan teknologi basic oksigen furnace, maka KRAS harus mendemolisi fasilitas eksisting, sehingga diputuskan pembangunan blast furnace dengan integrasi atau modifikasi fasilitas yang ada.

Hanya saja, dalam proses produksinya, khususnya produksi hot metal dalam menghasilkan slab internal, didapati hasil produksi slab lebih mahal dibandingkan harga slab pasar. Bahkan, lebih tinggi dibandingkan harga jual HRC.

Silmy menyebut, harga slab produksi mencapai USD742 per ton, harga slab market USD476 per ton, sementara harga HRC market senilai USD629 per ton.

Atas hasil kajian KPMG, maka dengan perubahan asumsi pada saat perencanaan dan kondisi aktual, kinerja Krakatau Steel akan lebih buruk dengan mengoperasikan Blast Furnace dalam 5 tahun ke depan. Bahkan, emiten diproyeksi mengalami kerugian dan memerlukan modal kerja hingga USD2,5 miliar.

"Manajemen saat itu yaitu kami-kami ini ya, memutuskan tidak mengoperasikan atas seluruh kajian yang ada termasuk, Kejaksaan juga, kita hentikan sambil kita siapkan fasilitasnya," ungkap Silmy.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement