Kepala Dinas Ketahanan Pangan Boyolali Joko Suhartono mengatakan pada aksi unik tersebut prinsipnya petani wortel minta pemerintah hadir untuk membantu dalam menjual hasil panen sehingga harga jual lebih tinggi dari harga sekarang yaitu Rp1.000/kg hingga Rp1.500 dan itu tengkulak tidak mau membeli.
Padahal, kualitas wortel petani di Selo masih lebih baik dibanding wortel Brastagi. Tengkulak justru membeli wortel Brastagi dari luar Jawa Tengah.
Kendati demikian, Dinas Ketahanan Pangan Boyolali siap melakukan pendampingan jika petani membutuhkan setelah produksi. Jika hasil panen dijual lewat web siap untuk memberikan informasi dengan daerah lain, bahwa Boyolali daerah centra wortel misalnya.
"Kami siap jika petani butuh pendampingan paska-produksi," kata Joko.
Para petani setelah puas menyampaikan keluh kesahnya di depan Kantor Dinas Ketahanan Pangan, kemudian aksi dilanjutkan menuju ke Simpang Siaga Kota Boyolali, sejumlah pengguna jalan sempat berhenti untuk membeli wortel dengan harga seikhlasnya. Aksi tersebut yang mendapat penjagaan ketat dari aparat Polres dan TNI Boyolali kemudian membubarkan diri dengan tertib.
(Feby Novalius)