Singapura Jadi Investor Terbesar, Bahlil Sebut Banyak Uang Orang Indonesia
JAKARTA - Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan fakta mengejutkan soal negara Singapura dari sisi investasi.
Bahlil mengatakan, kini Singapura menjadi investor terbesar Indonesia selama tiga tahun berturut-turut.
Bahlil menjelaskan, sejak 2019 Singapura menduduki peringkat pertama negara melakukan investasi di Indonesia dengan total nilai USD6,5 miliar, sedangkan pada tahun 2020 Singapura masih menjadi negara yang paling banyak menaruh investasi di Indonesia dengan total USD9,77 miliar.
Sedangkan pada tahun 2021 jumlah tersebut mengalami penurunan, namun masih tetap menjadi investor di Indonesia dengan total nilai USD9,39 miliar.
"Singapura itu sejak 2019, tapi dari 2020 ke 2021 itu menurun," kata Bahlil dalam MNC Invesment Forum, Kamis (17/3/2022).
Baca Juga: Hary Tanoesoedibjo Sebut Luhut Arsitek Ekonomi RI: Pencapaian Ekspor hingga Surplus Neraca Dagang
Bahlil menjelaskan mengapa Singapura selalu menjadi investor terbesar di Indonesia. Menurutnya banyak orang Indonesia yang menaruh uangnya di Singapura.
"Menurut saya uang ini tidak seluruhnya dari Singapura, ini hanya dijadikan sebagai hub, bahkan sebagian uang orang Indonesia ada di Singapura, ini menurut saya, itu intuisi saya sebagai mantan pengusaha," sambungnya.
Meski demikian, Bahlil menyangkal jika investasi di Indonesia hanya dikuasai oleh satu negara tertentu. Sebab menurutnya pada tahun 2021 Amerika yang belum pernah menjadi 4 besar investor di Indonesia, saat ini menjadi investor terbesar Indonesia.
"Jadi tidak benar juga kalau investasi di Indonesia hanya dikuasai oleh satu negara tertentu," kata Bahlil.
Bahlil menjelaskan, investor Indonesia yang meningkat setiap tahunnya merupakan pengaruh besar dari implementasi Undang-Undang Cipta Kerja.
"Semakin hari semakin dirasakan manfaat positifnya oleh kalangan dunia usaha," lanjutnya.
Bahlil menambahkan, ke depan investasi yang masuk ke Indonesia bakal difokuskan untuk melakukan kolaborasi dengan para pengusaha lokal serta UMKM di daerah.
"Kita ingin investasi masuk di daerah, baik itu asing atau dalam negeri, tidak boleh dimanfaatkan oleh satu kelompok tertentu, tapi orang daerah juga harus ikut berkontribusi dengan melakukan kolaborasi," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)
