JAKARTA - Bank sentral Rusia dengan hati-hati membuka kembali perdagangan obligasi di bursa Moskow untuk pertama kalinya sejak negara itu menyerang Ukraina. Nilai utang pemerintah Rusia dengan mata uang rubel jatuh dan biaya pinjaman lebih tinggi.
Perdagangan saham tetap ditutup, dan tidak ada kabar kapan akan dibuka kembali.
Bank sentral membeli obligasi-obligasi untuk mendukung harga barang-barang. Bank memberlakukan pembatasan luas pada transaksi keuangan dengan berusaha menstabilkan pasar dan melawan dampak parah akibat sanksi negara-negara Barat yang menyebabkan mata uang Rusia, rubel menurun tajam terhadap dolar AS dan euro.
Sementara itu, perusahaan makanan dan minuman Nestle harus menghentikan semua kegiatannya di Rusia, kata organisasi pemegang saham Actares hari Senin. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan tekanan setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuding perusahaan dari Swiss itu.
Nestle telah menangguhkan semua impor dan ekspornya ke Rusia, termasuk biji kopi Nespresso dan air minum kemasan S.Pellegrino, tetapi tetap mempertahankan pengiriman produk-produk penting seperti makanan bayi.
Dalam pidato yang disiarkan langsung ke khalayak umum di luar gedung parlemen federal Swiss di Bern hari Sabtu, Zelenskyy mendesak perusahaan-perusahaan Swiss untuk berhenti melakukan bisnis di Rusia. Ia menyebut Nestle, dan mengutuk perusahaan-perusahaan yang menjalankan bisnisnya tanpa menghiraukan pengepungan di kota Mariupol, Ukraina.
"Actares – pemilikan saham demi ekonomi yang lebih baik, mendesak Nestle untuk mempertimbangkan seruan Presiden Zelensky agar berhenti berbisnis dengan Rusia", kata kelompok itu, yang merupakan salah satu dari persatuan pemegang saham utama Swiss, dalam sebuah pernyataan.