Selanjutnya, dari sisi ketahanan pangan Pemerintah berkomitmen meningkatkan produktivitas pertanian dan perikanan melalui berbagai strategi yaitu, implementasi Undang-Undang Cipta Kerja terkait penyederhanaan, percepatan, kepastian dalam perizinan, serta persertujan kspor/impor; digitalisasi UMKM pertanian dan perikanan, pengembangan sistem logistik pangan bersinergi dengan BUMN, penguatan kerjasama antar daerah dalam pemenuhan pangan; pembentukan BUMN Pangan dan peningkatan kompetensi SDM pertanian untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim.
Di sektor energi, Airlangga menerangkan bahwa krisis energi dunia yang terjadi saat ini menjadi peluang sekaligus mengafirmasi komitmen transisi dan investasi menuju energi baru terbarukan atau energi bersih.
Peluang tersebut muncul karena Indonesia memiliki potensi green energy, yaitu tenaga surya, angin, air, dan geothermal, yang apabila dikembangkan dapat mendukung ketahanan energi berbasis pulau yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.
“Krisis mengajarkan kita berbagai hal termasuk membuka peluang untuk mengakselerasi transformasi dan reformasi. Dan dengan kerjasama seluruh stakeholders, Indonesia terbukti mampu melewati dan beradaptasi dari krisis pandemi. Ke depan, kerjasama ini perlu terus ditingkatkan sehingga Indonesia tidak hanya berhasil melewati krisis, namun juga memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk mencapai tujuan ekonomi dan pembangunan perekonomian ke depan,” pungkas Menko Airlangga.
(Feby Novalius)