Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Curhat Pengusaha Ritel, Dituduh Timbun Minyak Goreng karena Stok Langka

Advenia Elisabeth , Jurnalis-Rabu, 23 Maret 2022 |16:23 WIB
Curhat Pengusaha Ritel, Dituduh Timbun Minyak Goreng karena Stok Langka
Curhat Pengusaha Ritel soal Kelangkaan Minyak Goreng. (Foto: Okezone.com/Avirista)
A
A
A

JAKARTA - Minimnya pasokan minyak goreng masih terjadi saat ini. Padahal harga minyak goreng kemasan sudah dilepas dengan mekanisme pasar dengan harapan stok minyak goreng lancar masuk ke pasaran termasuk ritel modern.

Sebelumnya, saat pemerintah memberlakukan kebijakan minyak goreng satu harga yakni Rp14.000 per liter, pasokan minyak goreng hanya lancar sekitar tiga hari setelah aturan tersebut diberlaukan. Selebihnya, stok kosong hingga masyarakat sulit mendapatkan. Sampai-sampai, dari kekosongan stok tersebut, muncul dugaan-dugaan adanya penimbunan.

Baca Juga: 5 Alternatif Pengganti Minyak Goreng dan Cara Membuatnya, Emak-Emak Wajib Baca

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey buka suara. Dia mengatakan bahwa kelangkaan minyak goreng di ritel modern bukan tanggung jawab Aprindo melainkan pihak distributor.

Dia menyebut, Aprindo hanyalah penyedia tempat untuk distribusi minyak goreng subsidi kepada masyarakat, bukan pemasok.

"Masalahnya bukan di ritel, karena ritel nggak bisa produksi minyak. Masalahnya itu di pasokan para distributor. Kita ini kan cuma warung," ujarnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia (MPI), Rabu (26/1/2022).

Baca Juga: Cara Unik Mendapatkan Minyak Goreng, dari Pura-Pura Tak Kenal hingga Sandal Berbaris

Ketua Umum Aprindo ini juga menuturkan, dalam hal minimnya pasokan ini diduga pihak distributor dan produsen tidak menjalankan komitmennya dalam mendukung program Pemerintah. Alhasil, pasokan ke ritel jadi terbatas.

"Distributor dan produsen ini tidak komit terhadap program Pemerintah. Kalo Aprindo kan sudah komit," tandasnya.

Kemudian, seiring berjalannya waktu dan evaluasi yang terus dilakukan oleh pemerintah guna memastikan ketersediaan barang, pemerintah mengeluarkan kebijakan baru yakni melepas aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan membebaskan pihak pasar yang menentukan harga. Tentu dengan harapan pasokan minyak goreng bisa lebih lancar.

Namun, dalam realitanya, pasokan ke ritel modern juga masih belum optimal. Roy mengungkapkan, berdasarkan laporan yang didapat, sejak dicabutnya HET per 16 Maret 2022, baru 30 persen distributor yang memasok.

“Sebelum harga minyak goreng naik, satu peritel memiliki 8 distributor untuk memasok barang. Adapun semua distributor tersebut memasok barangnya. Tapi, semenjak adanya HET dicabut dan diberlakukan free market, distributor masih ada yang ngumpet alias tidak memasok ke ritel seperti biasanya,” kata dia.

Dia berujar bahwa sudah mengkomunikasikan hal ini kepada pemerintah agar bisa menjadi bahan evaluasi dan segera ditindak lanjuti supaya para peritel bisa mendapat pasokan minyak goreng sebagaimana mestinya.

"Kita sudah komunikasikan ke pemerintah, mohon untuk mengoptimalisasikan lagi kinerja para distributor menjelang hari raya besar. Karena hari raya besar seperti dalam waktu dekat ini Ramadan dan Idul Fitri, akan ada peningkatan konsumsi," bebernya.

Roy berharap, jika pemerintah bisa mendorong para distributor untuk memasok ke ritel modern dan para produsen bisa memberikan harga minyak goreng yang terjangkau, industri ritel bisa kembali memberikan kontribusi yang tinggi pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement