JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai ekspor bahan baku atau raw material dari Indonesia berdampak sangat luar biasa. Salah dampaknya hilangnya kesejahteraan rakyat.
Saat ini, persentase ekspor bahan baku Indonesia menyentuh angka 50% dibandingkan ekspor yang dilakukan negara-negara lain. Malangnya, raw material ini diproduksi di negara lain dan diperuntukkan bagi kesejahteraan bangsanya sendiri.
Baca Juga: RI Jadi Negara Ekspor Bahan Mentah Hampir 50%, Erick Thohir: Harus Hilirisasi
"Raw material masih 50% di kirim, dibandingkan negara-negara lain sudah di bawah 50%. Akhirnya apa creating value hilang, pembukaan lapangan kerja hilang, kesempatan kita meningkatkan kesejahteraan rakyat hilang karena semuanya diproses di tempat lain," ungkap Erick, Kamis (24/3/2022).
Ekspor bahan baku dipahami Erick sebagai langkah cepat mencari uang. Dan ini membuat Indonesia terjebak selama bertahun-tahun. Sayangnya, proses ini membuat kerugian besar bagi negara lantaran sumber daya alam tidak diproduksi secara mandiri oleh Indonesia.
Baca Juga: Tak Lagi Ekspor Bahan Mentah, Kini RI Jadi Negara Penjual Barang Setengah Jadi
Erick mengingatkan hasil tambang memiliki nilai keekonomian yang luar biasa untuk bangsa Indonesia. Erick pun meminta BUMN bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Tanggung jawab yang dimaksud berupa mempercepat hilirisasi SDA di dalam negeri.
"Tetapi selama ini, kita selalu terjebak mencari uang cepat yang akhirnya kita lupa bahwa seluruh hasil tambang ini punya value yang luar biasa untuk bangsa kita, dan BUMN bertanggung jawab untuk itu," ungkap dia.
Erick menyebut sejak dulu SDA yang diekspor dan diproduksi luar negeri digunakan untuk kesejahteraan bang asing. Padahal, bahan baku itu berasal dari dalam negeri. Meski begitu, Erick optimis langkah pemerintah dalam menguatkan hilirisasi SDA saat ini akan memberi manfaat besar bagi rakyat.
"Artinya apa? SDA kita dari zaman dulu selalu dipakai untuk kesejahteraan bangsa lain, sudah saatnya harus dipakai untuk kesejahteraan bangsa kita. Situlah peran BUMN," tutur Erick.
(Feby Novalius)