JAKARTA - Calon Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Doddy Zulverdi tengah menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di hadapan Komisi XI DPR RI siang ini, Kamis (7/4/2022).
Dalam paparannya, dia mengatakan sektor keuangan Indonesia masih timpang dan tingkat kedalaman pasar keuangan dangkal.
"Sehingga, ini rentan terhadap shock, baik eksternal dan domestik, dan menyebabkan fungsi intermediasi tidak berjalan optimal," ujar Doddy.
 BACA JUGA:Uji Kelayakan DK OJK, Inarno Dicecar soal Goreng Saham hingga Influencer
Dia menjelaskan dominasi perbankan yang masih tinggi dibandingkan sektor keuangan non-bank menyebabkan kebutuhan pembiayaan investasi jangka panjang sangat bergantung pada utang luar negeri dan pasar modal internasional.
Terlebih, tingkat kedalaman pasar uang yang masih dangkal menyebabkan penciptaan uang atau kekayaan menjadi tidak optimal dan tidak merata, serta lebih banyak mengalir ke sektor properti dan pasar valas, dan sebagian bahkan pergi ke luar negeri.
"Sektor keuangan harus didorong untuk lebih optimal dalam mengalirkan modal dan uang ke sektor riil, bukan hanya berputar-putar di sektor keuangan yang akan menimbulkan gelembung dan kemudian meningkatkan kerentanan ekonomi domestik terhadap krisis," cetusnya.
Dia juga menyebutkan bahwa fungsi intermediasi di sektor keuangan yang tidak optimal menyebabkan transmisi kebijakan moneter dan efek multiplier dari stimulus fiskal tidak berjalan lancar.