BEKASI - Sopir truk terlihat bosan saat kendaraan yang dibawa tak bergerak di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Siman, pengemudi yang mengangkut muatan ponsel pintar ini memilih turun untuk menyeruput kopi hangat dan menikmati mie instan.
Baca Juga: 11.000 Penerbangan Layani Puncak Arus Balik Lebaran
"Macet, pegel, dan laper ini, kelaparan jadinya," ujar pria berusia 48 tahun itu kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu (7/5/2022).
Siman bercerita dirinya terjebak macet lebih dari 2 jam. Berangkat dari Bandara Soekarno- Hatta, Siman mengantarkan muatan ke sebuah pabrik di Cikarang.
"Ya paling kalau gini terus ya sampai malam," tuturnya.
Baca Juga: 150 Ribu Penumpang Bakal 'Serbu' Bandara Soetta pada Puncak Arus Balik
Dia mengimbau agar petugas tetap standby di lapangan untuk membantu mengatasi kemacetan.
"Petugas kalau laper ya makan, kalau ngantuk ya ngopi. Jangan tidur, kalau tidur ya tambah macet."
Siman adalah satu dari sejumlah orang yang memilih untuk turun dari kendaraannya ketika terhimpit volume kendaraan di jalur utama kota Bekasi. Muji, seorang warga yang melintas menuturkan penumpukan kendaraan terjadi menjelang siang.
"Udah ramai sejak tadi (siang),"katanya.
Pantauan MNC Portal Indonesia saat berkeliling kota, kemacetan terbentuk sedari pagi, kendati sempat terurai beberapa jam setelahnya. Namun, volume kendaraan mulai padat menjelang tengah hari.
Sebelumnya, rekayasa lalu lintas (lalin) one way dan contraflow di Tol Jakarta-Cikampek membuat warga yang bepergian dari Jakarta ke Bekasi atau sebaliknya menggunakan sejumlah jalur alternatif saat tol menuju Cikampek ditutup.
Penutupan dilakukan di tiga gerbang tol yakni Bekasi Barat, Bekasj Timur, dan Pondok Gede. Langkah ini dilakukan untuk memperlancar skema satu arah (one way) yang akan dilakukan secara situasional pada arus balik.
(Feby Novalius)