Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Para Ekonom Berkumpul Ungkap 5 Cara Capai Ekonomi Kesejahteraan di Executive Brief DPD RI

Shelma Rachmahyanti , Jurnalis-Minggu, 08 Mei 2022 |19:29 WIB
Para Ekonom Berkumpul Ungkap 5 Cara Capai Ekonomi Kesejahteraan di Executive Brief DPD RI
Executive Brief DPD RI (Foto: DPD)
A
A
A

JAKARTA - DPD RI diminta untuk mewujudkan ekonomi kesejahteraan yang berkeadilan. Pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy menjelaskan lima langkah yang perlu diperjuangkan oleh DPD RI.

Lima hal tersebut adalah bebas dari ketertindasan, bebas dari kebodohan, bebas dari kemiskinan, bebas dari ketimpangan dan bebas dari keterhinaan.

Hal itu disampaikan Ichsanuddin saat menjadi narasumber pada acara Executive Brief dengan tema 'Perekonomian Negara Kesejahteraan Pasal 1, 2 dan 3' yang diselenggarakan DPD RI di Kediaman Ketua DPD RI, kawasan Kuningan, Jakarta, dikutip Minggu (8/5/2022).

Selain Ichsanuddin Noorsy, hadir sebagai narasumber Faisal Basri dan Anthony Budiawan, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS). Sedangkan analis kebijakan DPD RI Reydonnyzar Moenek bertindak sebagai moderator. 

Adapun Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mattalitti, didampingi anggota DPD RI dari Sulawesi Selatan Tamsil Linrung, Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin, Sekjen DPD RI Rahman Hadi, Deputi Administrasi DPD RI Lalu Niqman Zahir, dan Kepala Biro Sekretariat Pimpinan DPD RI Sanherif Hutagaol. 

Terkait konsep tersebut, Ichsanuddin menegaskan, bukan lagi sekadar mencapai negara kesejahteraan, tetapi lebih dari itu, yakni welfare and justice state.

“Kalau ekonomi konstitusi kita tertata rapi, maka konsep itu bisa dijalankan. Desainnya ada. Yang kita butuhkan adalah pemimpin yang bisa menjadi teladan dan dia bukan pengkhianat. Dia bukan kaki tangan asing. Dia jaga rumah tangga bangsanya dengan baik dan tidak dia gadaikan," tegas Ichsanuddin.

Lebih lanjut, disampaikan Inchsanuddin, konsep welfare state sudah ketinggalan zaman, sejak Black Monday pada 25 Agustus 2015. Saat ini, yang terjadi adalah ketimpangan sosial tengah menjadi musuh bersama bagi Barat.

"Ekonomi Barat itu sudah mati. Ekonomi kapitalisme selalu melahirkan masyarakat yang cemas, masyarakat yang tidak pernah ketemu harga dirinya. Maka, saat ini kita butuh mengurainya pada level hulu atau pemikiran mendasar," ujarnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement