Menko Airlangga pun menjelaskan perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Di 2021, terdapat transaksi komersial lebih dari USD27 miliar atau setara Rp400 triliun dengan lebih dari 2.300 start-up. Hal itu menempatkan Indonesia sebagai negara ke-5 di dunia dengan jumlah start-up terbanyak.
Ditambah lagi, Indonesia memiliki 370 juta pengguna koneksi seluler dan 204 juta pengguna internet (74% dari total populasi).
Nilai transaksi uang elektronik juga melebihi USD2,4 miliar (Rp35 triliun) per Desember 2021. Tingkat inklusi keuangan di 2019 sebesar 76,19% dan ditargetkan akan mencapai 90% pada 2025, kemudian terdapat 785 juta bisnis fintech pada 2021.
Selanjutnya, Menko Airlangga membahas upaya-upaya yang telah dilaksanakan Pemerintah Indonesia dalam mendukung proses transformasi digital, khususnya untuk mendorong iklim bisnis dan investasi pada sektor digital.
“Dengan transformasi sejumlah regulasi investasi, Qualcomm dapat mengembangkan jaringan bisnisnya ke Indonesia, khususnya terkait pengembangan infrastruktur 5G dan sektor digital lainnya di Indonesia,” ungkap Menko Airlangga.
BACA JUGA:Ada Perang Rusia-Ukraina, Menko Airlangga Optimistis Inflasi Pangan Terkendali
Sebagaimana diketahui, Qualcomm merupakan perusahaan yang mengembangkan produk semikonduktor dan perangkat lunak, serta menyediakan jasa teknologi nirkabel. Perusahaan ini memiliki sejumlah paten penting untuk standar komunikasi seluler 5G, 4G, dan CDMA.
Pada kesempatan yang sama, CEO Qualcomm juga memberikan dukungan dan apresiasi terhadap sejumlah perkembangan transformasi digital yang sudah dijalankan Pemerintah Indonesia sejauh ini.
Turut hadir dalam pertemuan ini mendampingi Menko Airlangga adalah Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, serta Dirjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Eko Cahyanto.
(Zuhirna Wulan Dilla)