Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Uni Eropa Resmi Larang 90% Minyak Rusia, Putin Kehilangan Mesin Perang?

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Rabu, 01 Juni 2022 |06:45 WIB
Uni Eropa Resmi Larang 90% Minyak Rusia, Putin Kehilangan Mesin Perang?
Uni Eropa larang 90% minyak Rusia. (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Uni Eropa dengan tegas melarang impor minyak Rusia pada tahun 2022. Hal ini dilakukan atas serangan Rusia ke Ukraina.

Sehingga, larangan dari Eropa ini berdampak pada minyak yang dikirim melalui laut sekitar dua pertiga impor.

Tapi tidak berdampak dari minyak yang dikirim melalui pipa setelah ditolak oleh Hungaria.

Kemudian, Polandia dan Jerman juga telah berjanji untuk menghentikan impor melalui jaringan pipa. Artinya, 90% minyak Rusia akan diblok.

 BACA JUGA:Harga Minyak Dunia Naik Jelang Pertemuan Uni Eropa

Ketua Dewan Eropa Charles Michel menjelaskan perjanjian itu memotong sebagian besar sumber keuangan bagi mesin perang Rusia.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menambahkan cakupan larangan itu cukup besar setelah Jerman dan Polandia juga akan mengurangi impor melalui pipa pada akhir tahun ini.

"Sisanya sekitar 10-11% dicakup oleh Druzhba selatan," kata Von der Leyen mengacu pada jaringan pipa Rusia yang memasok ke Hungaria, Slovakia dan Republik Ceko.

Adapun Dewan Eropa akan mengkaji ulang pengecualian ini secepat mungkin.

Lalu, upaya ini bagian dari paket keenam sanksi yang disepakati dalam pertemuan puncak di Brussels, yang harus disepakati oleh 27 negara anggota.

Diketahui, Rusia saat ini memasok 27% minyak Uni Eropa dan 40% gas.

Uni Eropa membayar Rusia sekitar 400 miliar europe setahun untuk pasokan minyak dan gas.

Di mana para anggota Uni Eropa menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan perbedaan terkait larangan impor minyak Rusia. Hungaria yang mengimpor 65% minyak melalui jaringan pipa menentang larangan. Perdana Menteri Viktor Orban, memiliki hubungan baik dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sehingga pada kesepakatan akhirnya dicapai setelah perdebatan berminggu-minggu sampai disetujui.

"Pengecualian sementara larangan adalah untuk minyak yang disalurkan melalui pipa ke Uni Eropa," ucap Charles.

Pada awal Mei lalu, Uni Eropa mengusulkan langkah paling keras sejauh ini terhadap Rusia, termasuk larangan total impor minyak dan sanksi atas dugaan kejahatan perang.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan langkah itu ditujukan untuk memaksimalkan tekanan terhadap Rusia dan meminimalkan dampak buruk terhadap Eropa.

Dilanjut dengan Uni Eropa ini diumumkan setelah akhir bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan negara manapun yang mencoba mengintervensi perang di Ukraina akan menghadapi balasan secepat kilat.

"Kami memiliki semua peralatan yang tidak dibanggakan oleh siapapun. Kami akan menggunakannya jika diperlukan," ungkap Putin.

Ditambah pemimpin Rusia itu menambahkan semua keputusan terkait balasan seperti apa yang akan mereka lakukan, sudah dibuat. Tapi, dia tidak memberikan rinciannya.

Untuk ancaman Putin muncul setelah para sekutu Ukraina meningkatkan pasokan bantuan senjata, bahkan AS berjanji untuk memastikan Ukraina akan mengalahkan Rusia.

Sementara langkah Uni Eropa yang diumumkan juga termasuk sanksi baru terhadap pejabat militer Rusia yang terlibat dalam dugaan kejahatan perang di Bucha dan Mariupol.

"Langkah ini merupakan pesan penting ke semua pelaku dalam perang Kremlin. Kami tahu, siapa Anda, dan Anda harus bertanggung jawab," kata von der Leyen.

Sebagai informasi, Uni Eropa selama beberapa minggu terakhir membicarakan bagaimana melepaskan diri dari ketergantungan dari minyak dan gas Rusia. Uni Eropa sebelumnya menyatakan akan mengurangi impor gas sebanyak sepertiga pada akhir 2022 dan kini merencanakan akan mengakhiri impor minyak mentah dalam enam bulan serta produk-produk turunan pada akhir 2022.

"Kami akan memastikan menghapus impor minyak Rusia secara bertahap," tambahnya.

Serta Slovakia dan Hungaria yang saat ini tergantung pada minyak Rusia akan diberikan waktu tambahan satu tahun untuk mencari pasokan alternatif.

 BACA JUGA:Harga Minyak Dunia Naik Usai Uni Eropa Embargo Rusia

Juru bicara pemerintah Hungaria mengatakan mereka belum membicarakan rencana transisi itu.

Larangan impor itu perlu disepakati terlebih dahulu oleh duta besar Uni Eropa dan akan ditandatangani dalam beberapa hari mendatang.

Menanggapi rencana larangan impor minyak Rusia itu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan Moskow mempertimbangkan segala opsi, tapi yang jelas sanksi-sanksi yang diberlakukan juga merugikan negara masing-masing.

"Secara umum, jika kita bicara sanksi, aspirasi sanksi Amerika, Eropa dan negara-negara lain bak pedang bermata dua. Dalam upaya mengganggu kami, mereka juga menanggung akibatnya," tutup Peskov.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement