Sehingga, psaham juga mengalami kondisi serupa, dengan indeks saham acuan Nikkei 225 anjlok 12% pada periode yang sama.
Disebut kalau 38 orang terkaya dalam daftar tersebut turun dari tahun lalu, dengan hanya tiga konglomerat yang naik sedikit.
Untuk CEO Uniqlo Tadashi Yanai, yang merupakan orang terkaya kedua tahun lalu, merebut kembali gelar orang terkaya Jepang meski kekayaannya merosot 44% menjadi USD23,6 miliar atau setara Rp342,2 triliun.
Bisnisnya juga mengalami perlambatan penjualan di pasar domestik, serta di China.
Akhirnya, hal itu berdampak pada saham Fast Retailing miliknya, induk dari rantai toko Uniqlo.
Kemudian, untuk orang terkaya kedua di Jepang bernama Takemitsu Takizaki memiliki kekayaan USD21,6 miliar atau setara Rp313,2 triliun.
Dia merupakan pendiri pembuat sensor Keyence.
Lalu, yang ketiga ada CEO SoftBank Group Masayoshi Son yang tahun lalu menjadi orang terkaya Jepang.
Tapi kini dia mendapat pukulan terbesar karena kekayaannya anjlok menjadi USD21,1 miliar atau setara Rp305,9 triliun.
Sebagai informasi, meski belasan konglomerat lainnya mengalami penurunan kekayaan namun ada enam pendatang baru dalam daftar orang terkaya Jepang tahun ini.
Adapun mereka adalah ilmuwan yang menjadi pengusaha Keiichi Shibahara, yang mendirikan Amvis Holdings untuk menyediakan perawatan rumah sakit dan keluarga Sekiya, yang perusahaannya Disco membuat peralatan pemrosesan semikonduktor.
Terakhir, pendiri merek kecantikan Jepang DHC Yoshiaki Yoshida, yang memulai usaha kosmetiknya pada 1980 menggunakan buah zaitun organik dan Hachiro Honjo, Ketua Ito En, pembuat teh kaleng dan botol.
(Zuhirna Wulan Dilla)