JAKARTA - Perkembangan ekonomi global semakin kompleks, inflasi yang terlalu tinggi di beberapa negara termasuk Amerika Serikat mengakibatkan daya beli masyarakat menjadi tertekan.
"Sebelumnya banyak yang memperkirakan inflasi di Amerika Serikat yang mencapai 8% lebih itu hanya sementara. Tapi ternyata dikonfirmasi oleh beberapa data termasuk harga BBM, minyak mentah juga masih bertahan di atas USD115 per barel dan ini sangat mengakibatkan daya beli masyarakat menjadi tertekan," ujar Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira dalam program Market Review di IDX Channel, Senin (13/6/2022).
Dia mengatakan salah satu penyebabnya adalah konflik di Rusia dan Ukraina.
Konflik Rusia dan Ukraina ini menambah resiko krisis energi maupun krisis pangan karena sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan berakhir.
BACA JUGA:7 Fakta Inflasi RI Tertinggi Sejak Desember 2017, Harga-Harga pada Naik Dong?
"Tentunya ini akan memberikan efek terhadap keputusan investasi terutama di negara-negara berkembang," jelasnya.
Menurut Bhima tanpa adanya perang Ukraina dan Rusia pun memang akan diprediksi terjadi resesi ekonomi di Amerika Serikat apalagi sekarang ditambah adanya perang.