JAKARTA - Ketua Bidang Koordinasi Transformasi Teknologi dan Inovasi Tim Transisi Pendukung Persiapan, Pembangunan, dan Pemindahan Ibu Kota Negara Mohammed Ali Berawi menyampaikan setidaknya 70% dari 260 ribu hektare Ibukota (IKN) Nusantara bakal menjadi hutan tropis.
Menurutnya, hal tersebut memungkinkan IKN Nusantara menjadi kota karbon netral bahkan karbon negatif karena mampu lebih banyak menyerap karbon dioksida daripada yang dihasilkan.
"Dari 260.000 hektar yang luasannya 4 kali lipat dibandingkan Jakarta, sekitar 70% area dilestarikan sebagai hutan tropis," ujar Ali Berawi dalam keterangan tertulis yang diterima MNC Portal Indonesia, Selasa (21/6/2022).
BACA JUGA:Menko Airlangga Tinjau Pilar Titik Nol IKN Nusantara
Ali menjelaskan hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan visi IKN Nusantara sebagai kota hijau dan inklusif sehingga bisa menciptakan kota yang berkelanjutan serta layak huni.
"Kita berharap bisa menghasilkan kota yang smart, berkelanjutan, dan tangguh. IKN akan mengembangkan teknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan mutu kehidupan," sambungnya.
Ali Barawi menyebut Teknologi Smart City merupakan sarana pembantu untuk mewujudkan kota yang layak huni dan memiliki kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Sebab teknologi menjadi unsur penting demi meningkatkan mutu kehidupan masyarakat.
"Ibu kota baru terbuka bagi semua orang, investasi, manufaktur, periset, pendukung untuk membangun ekosistem Smart City yang inklusif dan berkelanjutan,” ucapnya.
Mantan master planner Kota Sejong, Korea Selatan Kun Hyuck Ahn memberikan apresiasi pada rencana pembangunan IKN.
Dia mengutarakan membangun kota baru membutuhkan waktu yang lama, lebih lama dari pembangunan perumahan biasa.
"Jadi jangan terburu-buru untuk memulai konstruksi,” pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)