JAKARTA – Ekonomi Amerika Serikat (AS) terancam resesi. Ketua Federal Reserve atau The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral itu berkomitmen untuk memegang kembali kendali atas inflasi tanpa menimbulkan banyak kerusakan ataupun kerugian.
Namun The Fed hanya memiliki kuasa kecil dalam mengatasi gejala-gejala resesi yang paling terlihat di pompa bensin atau supermarket. Powell berbicara kepada Komite Perbankan Senat pada hari Rabu(22/6), seminggu setelah The Fed memerintahkan kenaikan suku bunga terbesar sejak 1994. Bank sentral itu berada di bawah tekanan yang meningkat untuk memerangi inflasi, yang mencapai level tertinggi dalam empat dekade sebesar 8,6% pada Mei lalu.
"Kita perlu menurunkan inflasi ke 2%. Kami menggunakan alat-alat kami untuk melakukan itu. Dan publik harus percaya bahwa kami akan mengendalikan inflasi kembali ke 2% dari waktu ke waktu," ujar Powell kepada parlemen.
Senator Elizabeth Warren memperingatkan bahwa kenaikan mendadak dalam tarif pinjaman dapat menghasilkan lonjakan PHK, dan itu tidak banyak membantu mengatasi guncangan pasokan yang telah mendorong kenaikan harga bensin dan bahan makanan.
"Anda tahu apa yang lebih buruk dari inflasi tinggi dan pengangguran rendah? Ini inflasi tinggi dan resesi dengan jutaan orang kehilangan pekerjaan. Saya harap Anda akan mempertimbangkannya kembali, sebelum Anda mendorong ekonomi ini ke jurang," tegas Warren.
Powell menekankan ekonomi berada pada posisi yang baik untuk menahan suku bunga yang lebih tinggi, meskipun dia mengakui bahwa perang di Ukraina dan masalah rantai pasokan yang masih ada akan meningkatkan risiko perlambatan ekonomi.