Dalam meningkatkan kompetensi nelayan dan pembudidaya skala kecil, Indonesia telah menginiasi dua konsep di bidang perikanan tangkap dan budidaya.
Pada perikanan tangkap isinya tentang keamanan pangan dan pengurangan kemiskinan melalui penerapan Food and Agriculture Organization (FAO) Guideline.
Sedangkan di perikanan budidaya berupa kesepahaman bersama mengenai budidaya berkelanjutan dengan mendorong tata laksana budidaya ikan yang berkelanjutan.
"Dua proposal insiatif tersebut telah disahkan untuk selanjutnya disusun dokumennya bersama negara ASEAN dan mitra, seperti FAO dan Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC). Untuk itu dalam pertemuan ASWGFi ke-30 belum lama ini, KKP mendorong negara ASEAN untuk bersama-sama aktif dalam penyusunan strategi regional ini untuk memberi perhatian kepada perikanan skala kecil yang mendominasi perikanan ASEAN,” ujar Antam
Pertemuan ASWGFi yang merupakan singkatan dari ASEAN Sectoral Working Group on Fisheries adalah satu-satunya forum resmi di ASEAN yang menangani isu-isu bidang perikanan, seperti kapasitas penangkapan, wilayah penangkapan, pemberantasan IUU Fishing, ketelusuran, konservasi dan habitat dan dampak perubahan iklim, dimana pada tanggal 21 sampai 23 Juni 2022 lalu menyelenggarakan pertemuan ke 30 ASWGFi di Bali.
Hal lain yang disampaikan KKP dalam pertemuan tersebut yakni komitmen Indonesia dalam mengelola sektor kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.
KKP memiliki tiga program prioritas yakni penangkapan ikan terukur berbasis kuota dengan menekankan keseimbangan ekologi dan sosial ekonomi, peningkatan ekspor untuk empat komoditas unggulan Indonesia, serta pembangunan kampung nelayan berbasis kearifan lokal.
(Taufik Fajar)