Diketahui, ekspor melalui CPC, yang menangani sekitar satu persen pasokan minyak global, masih mengalir hingga Rabu pagi (6/7/2022).
Lebih lanjut menekan pasokan global, Washington memperketat sanksi terhadap anggota OPEC Iran pada Rabu (6/7/2022), menekan Teheran karena berusaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 dan melepaskan ekspornya.
Harga minyak telah turun dalam beberapa minggu terakhir karena investor khawatir bahwa perlambatan ekonomi yang tajam dapat menekan permintaan komoditas.
"Penjualan margin call yang tampaknya memacu sebagian besar penurunan harga minggu ini kemungkinan telah selesai," ujar presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena Jim Ritterbusch Illinois.
Stok minyak mentah AS naik 8,2 juta barel pekan lalu, didorong oleh peningkatan persediaan dan karena penyulingan memangkas produksi, kata Badan Informasi Energi AS.
Namun, produk yang dipasok, proksi terbaik untuk permintaan konsumen AS, naik dalam minggu terakhir menjadi 20,5 juta barel per hari.
"Hampir setiap indikator dalam laporan itu tampaknya menunjukkan bahwa hanya permintaan yang mendapatkan momentum," ucap seorang analis Phil Flynn di grup Price Futures.
Pada Rabu (6/7/2022), Brent dan WTI menetap di level terendah sejak 11 April. Pada Selasa (5/7/2022), WTI jatuh 8,0% sementara Brent jatuh 9,0% penurunan USD10,73 dolar AS yang merupakan terbesar ketiga untuk kontrak sejak mulai diperdagangkan pada tahun 1988.
"Kekhawatiran resesi terus meningkat dan itu jelas meningkatkan beberapa kekhawatiran untuk prospek permintaan," jelas kepala penelitian komoditas ING Warren Patterson.
"Namun, fundamental yang mendukung berarti penurunan lebih lanjut relatif terbatas," tutupnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)