JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 4 poin di level Rp14.975 atas dolar Amerika Serikat (USD) dalam perdagangan sore ini.
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan salah satu faktor pemicu melemahnya mata uang garuda ini dipicu oleh gonjang-ganjing ekonomi global yang akan menyebabkan tingginya inflasi sehingga mendorong Bank Sentral menaikkan suku bunganya.
"Gonjang-ganjing ekonomi global akan terjadi resesi akibat harga-harga komoditas yang melambung tinggi, menyebabkan tingginya inflasi sehingga Bank Sentral global menaikkan suku bunga yang berdampak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami kontraksi sehingga negara-negara maju, berkembang serta negara-negara miskin mengalami kontraksi ekonomi," terang Ibrahim dalam rilis hariannya, Senin (11/7/2022).
BACA JUGA:Rupiah Menguat Tipis di Level Rp14.926/USD
Namun dalam kondisi carut marut seperti itu, salah satu negara berkembang seperti Indonesia, ekonominya tetap kuat dalam menghadapi ancaman yang datang dari eksternal.
"Indikasi ini bisa dilihat dari data ekonomi domestik yang menunjukan perbaikan," katanya.
Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia naik USD800 juta menjadi USD136,4 miliar pada Juni 2022.
Posisi cadangan devisa Juni 2022 menjadi yang tertinggi sejak bulan Maret 2022.