Share

60% Negara Miskin Bakal Ikuti Jejak Sri Lanka Bangkrut

Kurniasih Miftakhul Jannah, Okezone · Jum'at 15 Juli 2022 09:50 WIB
https: img.okezone.com content 2022 07 15 320 2629943 60-negara-miskin-bakal-ikuti-jejak-sri-lanka-bangkrut-uZcflvF41i.jfif Negara Miskin Terancam Bangkrut. (Foto: Okezone.com/Freepik)

BALI - 60% negara miskin di dunia terancam bangkrut seperti Sri Lanka. Salah satu faktornya adalah ketidaksanggupan membayar utang dan tertekan karena berbagai krisis.

Dalam catatannya, Menteri Keuanga Sri Muluyani mengungkapkan bahwa 60% negara miskin terancam bangkrut. Sementara negara berkembang memiliki kemungkinan tak bisa membayar utang di tahun depan.

Baca Juga: Waduh! Sri Mulyani Bilang Banyak Negara Terancam Tak Bisa Bayar Utang Tahun Depan

"Sekitar 60% dari negara-negara berpenghasilan rendah sudah atau hampir bangkrut. Sementara banyak negara berkembang mungkin tidak dapat memenuhi pembayaran utang selama tahun depan," imbuhnya, dalam acara Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (14/7/2022).

Menurutnya, ancaman gagal bayar utang bukan hanya terjadi di negara miskin. Tingkat utang negara menegah bahkan maju juga terancam meningkat.

Ancaman kenaikan utang juga terjadi pada negara menengah dan maju. Dia mengungkapkan saat membuka pertemuan ketiga menteri keuangan dan bank sentral.

Baca Juga: Tenang! Indonesia Tidak Akan seperti Sri Lanka Bangkrut, Berikut Indikatornya

Ancaman kenaikan utang ini dipicu oleh perang antara Rusia dan Ukraina. Perang, kata Sri Mulyani, telah memicu kenaikan inflasi secara global dan harga komoditas. Hal ini berdampak pada kenaikan utang di banyak negara.

"Jadi perang ini memberikan tekanan tiga kali lipat, pergeseran harga komoditas dan peningkatan inflasi global, juga dapat berimbas pada limpahan utang yang nyata, tidak hanya untuk negara-negara berpenghasilan rendah, tetapi juga di negara-negara berpenghasilan menengah atau bahkan negara maju," ujar Sri Mulyani.

Follow Berita Okezone di Google News

Dia menilai, ancaman kenaikan utang ini harus segera diantisipasi karena tidak hanya terjadi di satu dua negara.

"Ini menjadi meluas ini menjadi masalah yang perlu menjadi perhatian menteri keuangan dan gubernur bank sentral bersama dengan organisasi internasional lembaga multilateral," jelasnya.

Untuk diketahui, saat ini negara yang tengah menghadapi gagal bayar adalah Sri Lanka. Ekonomi Sri Lanka bangkrut akan dibahas dalam pertemuan ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20. Sebagaimana diketahui, ekonomi Sri Lanka bangkut dan Presidenya Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri. Sri Lanka pun tercatat memiliki utang sebesar Rp748 triliun.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini