MEDAN - Bank Indonesia (BI) menahan besaran bunga acuan di level 3,5%. IHSG pun terpantau mengurangi pelemahannya, sementara mata uang Rupiah terpantau mengalami pelemahan.
Rupiah diperdagangkan dikisaran Rp15.034 per USD. Sementara IHSG justru hanya ditutup melemah 0,15% di level 6.864,13.
Baca Juga:Â BI Tahan Suku Bunga di Level 3,5%
Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin mengatakan, kebijakan BI memang pada dasarnya akan membuat pertumbuhan ekonomi terjaga. Namun ada sisi lain yang mengancam, yakni kemungkinan kenaikan bunga acuan The FED yang akan diambil pada pekan depan.
"Ekspektasi tersebut perlu dipelihara, mengingat sangat berpeluang menekan kinerja mata uang Rupiah maupun IHSG," kata Gunawan, Kamis (21/7/2022).
Yang perlu diwaspadai, sebut Gunawan, adalah potensi inflasi akibat pelemahan mata uang Rupiah. Sementara itu, kenaikan harga sejumlah komoditas unggulan tanah air seperti mineral tambang dan minyak nabati memang masih berpeluang menyumbang devisa.
Baca Juga:Â BI Siapkan 4 Jurus Hadapi Kenaikan Inflasi
"Di mana devisa tersebut yang nantinya bisa diperuntukan untuk menahan laju pelemahan mata uang Rupiah," jelasnya.
Gunawan menyebut pelaku pasar akan lebih berhati hati lagi serta mewaspadai kemungkinan terjadinya tekanan lanjutan. Karena setelah BI mempertahankan besaran bunga acuan, tekanan di pasar keuangan akan berlanjut. Terlebih di pekan depan Bank Sentral AS diperkirakan akan menaikkan besaran bunga acuannya.
Follow Berita Okezone di Google News